BAB 43

8.2K 417 8
                                    

Kalo bisa, komen setiap partnya. Aku seneng banget loh baca komen kalian 🤗

~HAPPY READING~

Rumah bercat butih abu-abu, dari luar memang terlihat tenang. Tapi di dalam sana terdapat sebuah perdebatan kecil antara suami dan istri pemilik dari rumah itu.

Shyina dan Pak Arkan sedang berdebat masalah susu ibu hamil yang tadi malam mereka beli. Sebenarnya Shyina sudah menolak untuk membeli susunya. Tapi Pak Arkan yang tetap memaksa dengan ancaman dia akan batal membelikan Shyina lighstick jika Shyina tidak mau minum susu.

Sedari tadi, Pak Arkan sudah membujuk Shyina supaya mau minum susu. Tapi Shyina tetap bersi kukuh untuk menolak.

"Enggak" tolak Shyina.

"Nggak kasian sama aku, yang udah bikinin dari tadi?" Tanya Pak Arkan dengan wajah melasnya.

"Salah kamu sendiri. Siapa suruh bikinin susu" jawab Shyina malas.

"Kan niat aku baik. Biar kamu bisa langsung minum, nggak nunggu bikin dulu"

"Baik menurut kamu, tapi nggak baik menurut aku"

"Kamu itu kenapa, sih? Cuma disuruh minum susu aja susah banget!" Ujar Pak Arkan emosi.

"Kamu nggak perlu cari uang dulu, nggak perlu beli, nggak perlu bikin. Cuma tinggal minum, na!" Sambung Pak Arkan.

Shyina menundukkan kepalanya. Dia takut karena Pak Arkan yang tiba-tiba marah. Entah kenapa, melihat Pak Arkan seperti itu membuat nyalinya menciut seketika.

"Maafin aku. Tapi aku takut muntah lagi kalo minum susu" ucap Shyina pelan.

Pak Arkan menghela nafas pelan, kemudian mendudukkan dirinya disebelah Shyina dan menggenggam tangan istrinya itu.

"Minum dulu ya, susunya" bujuk Pak Arkan.

Shyina menatap Pak Arkan lalu menggelengkan kepalanya. Dia sebenarnya tidak suka susu, apalagi kemarin dia sempat mencoba sedikit susu yang dibelikan oleh Pak Arkan. Dan ternyata rasanya amis, membuat perutnya mual seketika.

"Dengerin aku. Kamu makan susah, disuruh minum susu nggak mau. Terus gimana perut kamu bisa keisi, hmmm?" Tanya Pak Arkan halus.

"Coba dulu, sayang. Setidaknya demi anak aku. Biar dia sehat, terus cepet gede dan cepet keluar"

"Nggak ngaruh juga. Dia nanti bakal keluar kalo emang udah waktunya" jawab Shyina.

"Iya, tau. Tapi sekarang ini hidup dia masih bergantung sama kamu. Nafas kamu nafas dia, makanan kamu juga makanan dia. Kalo kamunya rewel gini, gimana dia bisa terpenuhi gizinya"

"Adek bayinya juga masih belum ada wujudnya"

"Sekarang emang belum ada. Tapi nanti 3 bulan? 4 bulan? 5 bulan? Kan makin lama dia makin gede"

"Yaudah, makannya nanti aja kalo dia udah 3 bulan" kata Shyina.

"Yaudah, kalo gitu lighstick sama albumnya juga nanti kalo udah 3 bulan" balas Pak Arkan.

Shyina langsung menatap Pak Arkan tajam "Loh?! Ya nggak bisa gitu, dong. Kamu kan udah janji mau beliin" ujar Shyina tidak terima.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang