BAB 62

7.1K 430 67
                                    

Kenapa pada nuduh plagiat si?
Namanya sama, ininya sama, itunya sama.

Sini sini aku jelasin.
Namanya kok sama?
Nama Arkan di wp nggak cuma satu ya cantik. Masa cuma namanya sama-sama PAK ARKAN termasuk kategori plagiat?

Alurnya kok sama?
Pertama, cerita ini temanya perjodohan. Dimana-mana kalo namanya perjodohan pasti ada masa penjajakan dulu. Kalo aku bikin yang tiba-tiba saling suka kan nggak seru. Kedua, readers nggak mau kalo aku kasih problem berat. Kalo misal aku masukin masalah yang berat, terus mereka kecewa dan nggak mau baca lagi, siapa yang mau tanggung jawab?

Jadi tolong, belajar hargai karya orang!
Jangan dikit-dikit dibilang plagiat.
Kalian nggak tau gimana perjuangan penulis demi ceritanya supaya bisa terus berjalan.

Apa habis ini aku kasih masalah yang berat aja kali ya? Biar nggak disama-samain lagi?
Kalo mau dibikin sad ending juga nggak papa.

Sekian, terima Taehyung 🙏🙏.

~HAPPY READING~

"Aduaduadu so sweet banget" ujar Mas Al yang baru saja datang keruang makan.

Pak Arkan menatap Mas Al tajam.

"Rian, hati-hati. Pawangnya galak" kata Mas Al sambil melirik Pak Arkan sekilas.

"Hehehe.. nggak papa pak. Sudah biasa" jawab Rian.

Pak Arkan menatap Rian tajam "Apa maksud kamu?" Tanyanya.

"Nggak ada maksud apa-apa kok pak. Ini mbak Shyina makanannya sudah habis. Apa ada yang perlu saya lakuin lagi?" Tanya Rian sembari menatap Shyina.

"Eummm sebentar ya, Mas"

Shyina berdiri, lalu membalikkan badan menghadap Pak Arkan yang sedang berada dibelakangnya.

"Sini aku bisikin" kata Shyina.

Pak Arkan menatap Shyina datar "Apa?" Tanyanya.

"Sini dulu kepalanya, aku nggak nyampe"

"Pendek" ujar Pak Arkan, lalu sedikit merendahkan tubuhnya.

"Anak kamu pengen dielus sama Mas Rian, boleh?" Bisik Shyina.

Pak Arkan melebarkan matanya "Enggak ya! Aku nggak ngijinin" jawab Pak Arkan.

Semua orang sontak terkejut karena suara Pak Arkan. Bagaimana tidak, suasana yang tadinya hening tiba-tiba dikejutkan dengan suara bariton Pak Arkan. Rian sama Shyina sampai memegang dadanya. Beruntung Mas Al sudah pergi dari sana. Kalau tidak, jitakan panas akan mendarat dikepala Pak Arkan.

"Astaghfirullah. Kaget saya pak" ujar Rian sembari duduk dikursi seberang Shyina.

Pak Arkan menatap Rian tajam "Apa kamu?" Ucapnya.

Rian hanya menggelengkan kepalanya.

"Boleh ya?" Tanya Shyina.

"Enggak"

"Kata orang, kalo istrinya lagi ngidam terus nggak diturutin nanti anaknya jadi ileran. Mau kamu, punya anak ileran?"

"Mitos"

"Ishh kamu mah gitu"

"Ada apa sih. Berisik banget dari tadi?" Tanya Mama Bida yang baru keluar dari kamar.

"Masa adek bayinya pengen dielus sama Mas Rian tapi nggak dibolehin" jawab Shyina sambil memajukan bibirnya.

"Biarin aja kenapa sih, Ar. Orang cuma minta dielus"

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang