BAB 24

10.1K 491 17
                                    

~HAPPY READING~

"Maaf, pak. Tadi ada perempuan ke sini. Katanya mencari Pak Arkan"

Pak Arkan mengerutkan keningnya "Siapa?" Tanyanya.

"Saya tidak tau, pak. Dia hanya ke sini mencari Pak Arkan dan langsung pergi. Tapi dia bilang kalau nanti ke sini lagi"

"Oke. Nanti kamu hubungi saya kalau dia datang ke sini lagi"

"Baik, Pak"

Pak Arkan langsung masuk ke dalam lift untuk menuju ruangannya. Baru saja Pak Arkan membuka pintu lift, dia sudah dikejutkan oleh sekretarisnya yang berdiri diam tepat di depan pintu lift.

"Selamat pagi, Pak Bos" sapa Rian.

"Ngapain kamu di sini?" Tanya Pak Arkan.

"Sebagai sekertaris yang baik, saya harus menyambut bos saya dong, pak"

"Minggir, kamu. Saya mau lewat"

Pak Arkan berjalan melewati Rian yang masih berdiri mematung di belakang sana. Tapi tidak lama kemudian, dia langsung berhenti dan membalikkan tubuhnya menghadap Rian.

"Oh ya, Rian. Habis ini kamu ke ruangan saya. Ada yang mau saya bicarakan"

"Siap, pak"

Pak Arkan melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam ruangan. Kemudian dia segera menyiapkan beberapa berkas penting yang akan diserahkan kepada Rian nantinya. Tepat setelah semua berkas selesai, perhatian Pak Arkan teralihkan kepada suara seseorang yang sedang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk"

Pintu ruangan mulai terbuka dan menampilkan sosok sekertaris Pak Arkan yang tidak lain adalah Rian. Dia langsung berjalan ke arah Pak Arkan dan duduk di kursi yang tersedia di sana.

Rian adalah karyawan yang paling dekat dengan Pak Arkan. Bukan karyawan, mereka sudah seperti teman. Jadi jangan heran kalau Rian sudah sangat akrab dengan bosnya yang satu ini.

"Ada apa Pak Arkan manggil saya?"

"Gini. Saya tidak akan ke kantor untuk 3 hari ke depan. Jadi saya mau memberikan kamu beberapa pekerjaan yang tidak bisa saya kerjakan selama 3 hari itu" ujar Pak Arkan.

"Pak Arkan mau ke mana?"

"Saya mau ke Bali"

Rian menatap Pak Arkan dengan tatapan jahilnya "Waah. Mau honeymoon ya, pak?" Goda Rian.

Selain Rian, di kantor Pak Arkan tidak ada yang tau jika Pak Arkan sudah menikah. Jadi Pak Arkan mewanti-wanti Rian supaya tidak mengatakan hal itu kepada siapapun. Rian juga tau kalau Pak Arkan menikah karena perjodohan.

"Saya ke sana bukan cuma berdua, tapi berempat sama orang tua saya. Masa honeymoon berempat" jawab Pak Arkan datar.

"Ya kali aja gitu pak, liburan sekalian honeymoon. Kalo Pak Arkan honeymoon kan saya bisa nitip sesuatu"

Pak Arkan mengerutkan keningnya "Nitip apa?" Ujarnya.

"Nitip keponakan"

"Istri saya belum siap, yan. Gimana ya, biar saya bisa lebih dekat sama istri saya? Kamu ada solusi, nggak?" Tanya Pak Arkan sambil memainkan bulpoin yang ada di tangannya.

"Coba deh Pak Arkan KDRT"

Pak Arkan langsung melebarkan matanya "Ha? KDRT?" Ucapnya.

"Eh. Maksud saya PDKT, pak"

"Saya tau. Tapi saya bingung caranya gimana. Kan saya nggak pernah PDKT sama cewe"

"Lagian Pak Arkan dulu nggak mau belajar buat PDKT ke cewe. Kan kalo udah bisa enak" kata Rian.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang