BAB 6

12.3K 651 5
                                    

~HAPPY READING~

Sekarang hari Senin, hari dimana semua orang sudah memulai aktivitasnya kembali. Begitu juga dengan Shyina, dia sudah harus berangkat ke toko untuk menjemput rezekinya pagi ini.

Sudah terhitung 2 Minggu lamanya Shyina tidak bertemu lagi dengan Pak Arkan. Mereka terakhir bertemu ketika acara dirumah Pak Arkan dulu. Di satu sisi, Shyina rindu dengan ulah menjengkelkan laki-laki itu. Tapi disisi lain, dia juga tidak mau emosinya terbuang sia-sia karena ulahnya juga.

"Pagiku cerahku matahari bersinar" ujar Shyina bersenandung.

"Kugendong tas merahku dipundak" sahut adiknya Shyina dari belakang.

Shyina menolehkan kepalanya kebelakang "Nggak ada angin nggak ada hujan nyaut aja" cibir Shyina.

"Masih pagi. Jangan marah-marah"

"Serah gueh"

"Na, nanti kamu pulang jam berapa?" Tanya ibunya Shyina.

"Nggak tau. Paling sore. Kenapa emang?"

"Nggak papa. Kamu jangan pulang malem pokoknya. Karena nanti malem ada tamu"

Shyina mengerutkan keningnya bingung. Tumben sekali ibunya memberi tahu kalau akan ada tamu. Biasanya juga dia tidak perduli kalau Shyina menemui ataupun enggak.

"Tamu siapa?" Tanya Shyina.

"Mangkanya jangan pulang malem. Biar tau"

"Nanti aku usahain. Aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Setelah mencium tangan ibunya, Shyina langsung mengambil motor dan berangkat menuju toko.
.............

14.00

Shyina sedang berada ditaman kota yang dekat dengan toko kue miliknya. Karena sekarang sedang jam istirahat, jadi dia kesana sebentar.

Shyina sangat iri melihat mereka yang sedang bersama pacarnya masing-masing. Sedangkan Shyina, dia tidak ada waktu untuk mencari pacar karena selalu disibukkan dengan khayalannya.

"Itu orang-orang kalo pacaran bahas apa sih?" Gumam Shyina.

"Kapan ya, gue punya pacar? Astaghfirullah nggak boleh, na. Lo harus tetap pada prinsip awal. Pantang pacaran sebelum halal. Pacaran dosa, na. Dosa lo udah banyak, jangan nambah dosa lagi" sambung Shyina.

"Stress mbak?"

Shyina langsung mendongakkan kepalanya. Dan ternyata Zaza sudah berdiri didepannya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Shyina.

"Lo ngapain ngomong sendiri? Kaya orang stress tau nggak"

"Gue lagi mikir, itu orang-orang kalo pacaran pada bahas apa sih? Gue kan kepo"

"Yaudah, tuh tanya aja sama mas-mas yang lagi ngadep sini" kata Zaza.

Kemudian Zaza melambaikan tangannya kearah laki-laki itu. Dan tanpa Shyina duga, laki-laki itu langsung membalas Zaza dengan senyuman.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang