Yang lain korban kambing kita korban perasaan aja ya, bestiee 😌😌
~HAPPY READING~
Shyina membuka matanya perlahan, dan terlihat Mama Bida yang sedang duduk dikursi sebelah brangkar yang sedang ia tempati. Mama Bida belum menyadari kalau Shyina sudah sadar. Mungkin karena ia masih memikirkan kondisi Pak Arkan.
"Mama" lirih Shyina.
Mama Bida mendongakkan kepalanya karena mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Dia langsung tersenyum setelah melihat Shyina yang sudah membuka matanya.
"Iya, sayang. Kamu butuh apa?" Tanya Mama Bida sembari mengusap kepala Shyina.
"Pak Arkan mana?"
Mama Bida hanya diam. Dia bingung bagaimana mengatakan hal ini kepada Shyina. Dia juga takut jika Shyina terkejut karena mengetahui suaminya sedang berada didalam UGD.
"Dimana Pak Arkan, ma? Dia baik-baik aja, kan?"
"Arkan baik-baik aja, sayang. Sekarang kamu istirahat dulu, ya. Kondisi kamu masih lemah"
"Shyina mau ketemu sama Pak Arkan"
Mama Bida langsung meneteskan air matanya. Bagaimana Shyina bisa bertemu dengan Pak Arkan, sedangkan laki-laki itu sedang berada dalam penanganan dokter sekarang.
Shyina menggenggam tangan Mama Bida waktu menyadari bahwa mertuanya itu menangis.
"Mama kenapa nangis? Pak Arkan baik-baik aja, kan?"
Mama Bida hanya diam.
"Jawab Shyina, ma. Pak Arkan baik-baik aja, kan?" Ujar Shyina khawatir.
Mama Bida mengusap kepala Shyina "A-arkan di UGD, sayang. Dia masih dalam penanganan dokter" ujar Mama Bida dengan suara bergetar.
Shyina langsung terdiam dengan air mata yang sudah menetes melewati pipinya. Setelah itu, dia langsung duduk dan bergerak turun dari brangkar untuk menemui suaminya.
Mama Bida segera menggenggam tangan Shyina untuk menenangkan menantunya itu. Meskipun dia tau hal itu tidak akan berpengaruh untuk Shyina.
"Kamu mau kemana?" Tanya Mama Bida.
"Shyina mau ketemu sama Pak Arkan, ma. Shyina mau tau gimana kondisi suami Shyina" jawab Shyina panik.
"Tenang, sayang. Kamu jangan panik gini, kasian anak kamu"
Shyina tidak perduli dengan ucapan Mama Bida. Dia melepaskan tangan Mama Bida dan berjalan melewatinya. Baru dua langkah, dia sudah berhenti karena perutnya yang tiba-tiba saja sakit. Shyina menggenggam besi di ujung brangkar sembari meremas baju rumah sakit yang sedang dia kenakan sekarang untuk mengimbangi rasa sakit diperutnya.
"Akhh" rintih Shyina.
"Kenapa, sayang?" Tanya Mama Bida khawatir.
Shyina menggelengkan kepalanya "Shyina nggak papa" jawabnya pelan.
Mama Bida merangkul bahu Shyina "Kamu jangan banyak gerak dulu. Kamu masih lemah, na" ujarnya.
"Shyina nggak papa. Shyina mau ketemu sama Pak Arkan, ma"
"Iya iya. Kita ketemu sama Arkan sekarang. Tapi kamu tenang dulu, jangan panik"
Shyina menganggukkan kepalanya. Bohong jika dia tidak panik. Bagaimana Shyina bisa tenang-tenang saja, sedangkan dia tau bahwa suaminya sedang berada di ambang hidup dan mati sekarang.
Shyina berjalan keluar dari dalam ruangannya dengan bantuan Mama Bida. Beruntung ruang UGD tidak terlalu jauh dari ruang rawatnya. Jadi Shyina tidak terlalu lama memaksakan tubuh lemahnya untuk berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arkan Is My Husband [End]
Humor[Belum di revisi] Ini adalah kisah dari Shyina Syabira, si gadis galak dan emosian yang dipertemukan dengan Arkan Ardi Pratama, manusia es batu yang sangat menyebalkan. Pertemuan mereka berawal dari Pak Arkan yang datang ke toko SHYN'S BAKERY untuk...