BAB 33

10.8K 524 7
                                    

YANG MAU SPAM KOMEN DIPERSILAHKAN!

Yang udah pencet bintang apalagi komen, fix orangnya cangtip kaya author..(ya cangtip, la wong cewe)
Hehe becanda ya gaiss

Wajib pencet bintang pokonya!!!

~HAPPY READING~

Setelah makan malam, seluruh anggota keluarga kembali berkumpul di ruang tengah. Awalnya Pak Arkan dan Shyina berniat untuk pulang sore tadi. Tapi karena Mama Bida tidak mengizinkan membuat mereka berdua memutuskan untuk menundanya hingga malam.

"Arkan. Ini punya kamu yang hitam. Yang pink punya kamu, Na" ujar Mama Bida sambil memberikan papper bag kepada mereka berdua.

"Emang isinya nggak sama?" Tanya Pak Arkan.

"Kalo isinya sama, ngapain mama sendiriin kaya gitu" ketus Mama Bida.

"Biasa aja dong ma kalo jawab. Nggak usah ngegas gitu"

"Ngomong sama kamu kurang afdhol kalo nggak ngegas"

"Yaudah, Kalo gitu Arkan sama Shyina mau pulang dulu. Udah malem" ucap Pak Arkan sembari melihat jam di handphonenya.

"Buru-buru banget sih, kalian. Nggak mau nginep sini?"

"Besok Arkan harus kerja, ma"

Shyina menggenggam tangan Mama Bida "Mama nggak usah sedih, ya. Kita bakalan sering main ke sini kok kalo Pak Arkan libur kerja" ujarnya.

"Beneran ya, kalian harus sering ke sini?" Tanya mama Bida memastikan.

"Iya, ma" jawab Shyina sambil tersenyum.

"Yaudah. Kalo gitu kita pamit dulu" ujar Pak Arkan sembari mencium tangan kedua orang tuanya, kemudian diikuti oleh Shyina.

"Hati-hati. Jangan ngebut" kata Papa Arya.

"Iya, pa. Kita pulang dulu, assalamu'alaikum" ucap Pak Arkan.

"Wa'alaikumsalam"

"Ma, pa, Shyina pamit pulang dulu, ya. Maaf kalo tadi Shyina sama Pak Arkan ngerepotin mama sama papa" ujar Shyina.

"Ngerepotin apa sih, sayang. Mama sama papa malah seneng kalo kalian main kesini. Rumahnya jadi rame" jawab Mama Bida.

"Iya, ma. Kalo gitu Shyina pamit dulu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Hati-hati, sayang"

"Iya, ma"

Shyina berjalan keluar dari rumah Papa Arya, kemudian dia menolehkan kepalanya untuk mencari keberadaan Pak Arkan. Ternyata suaminya itu sudah berada di dalam mobil sambil mengetuk ngetukkan jarinya di atas setir.

Tanpa menunggu lama, Shyina langsung masuk dan duduk di sebelah Pak Arkan.

"Ngapain, sih? Lama banget" tanya Pak Arkan sambil menyalakan mesin mobil.

"Tadi pamitan dulu sama orang tua kamu" jawab Shyina.

"Kan aku udah pamitan tadi"

"Ya kan itu kamu. Bukan aku"

"Sama aja. Kan diwakilin sama aku"

"Mana ada pamitan diwakilin?!" Ketus Shyina.

"Biasa aja dong, sayang. Nggak usah ngegas gitu"

"Ngomong sama kamu itu wajib hukumnya buat ngegas"

"Dosa, kamu"

"Nggak berlaku kalo suaminya kaya kamu gini" ucap Shyina.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang