BAB 30

13.4K 570 9
                                    

Helloo..
I am kambek

Pencet bintangnya sebelum baca, ngokheeyy?

~HAPPY READING~

10.00

"Rian, habis ini saya apa masih ada jadwal?" Tanya Pak Arkan yang sudah berdiri tegap di samping Rian.

"Nggak ada, pak. Jadwal Pak Arkan terakhir cuma meeting sama client dari ADR Corp" jawab Rian.

"Kalo gitu saya pulang dulu. Nanti kalo ada yang cari saya, kamu hubungi saya atau enggak besok suruh datang lagi ke sini"

"Siap, pak. Pak Arkan tumben jam segini udah pulang?"

"Nggak boleh kepo sama atasan"

"Bukannya gitu. Biasanya kan Pak Arkan pantang pulang sebelum maghrib"

"Itu kan biasanya. Sekarang saya lagi nggak biasa"

"Pak Arkan kangen sama Mbak Shyina, ya? Mangkanya pulang cepet" ledek Rian.

Pak Arkan menatap Rian datar "Ya emang kenapa kalo saya kangen istri saya? Ada masalah sama kamu?" Tanya Pak Arkan.

"Ya enggak sih, pak. Tapi kan saya sebagai jomblo itu merasa iri melihat atasan saya lagi bucin gini"

"Nggak ada yang nyuruh kamu lihat saya"

"Ya emang nggak ada yang nyuruh. Tapi kan saya punya mata, jadi bisa lihat kebucinan Pak Arkan"

"Tinggal merem. Udah, saya mau pulang" ujar Pak Arkan sembari berjalan menuju lift.

"Keponakan saya jangan lupa, pak!" Teriak Rian.
......

Di rumah

"Assalamu'alaikum" ucap Pak Arkan.

Karena tidak ada jawaban, Pak Arkan langsung melangkahkan kakinya menuju kamar. Dia yakin jika Shyina masih berada di sana karena di lantai bawah seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Dan benar saja, setelah sampai di kamar terlihat Shyina yang sedang duduk diam sembari menatap handphone yang berada di genggamannya. Saking fokusnya, sampai-sampai suara pintu terbuka pun tidak masuk ke dalam telinganya.

"Assalamu'alaikum" ucap Pak Arkan.

"Wa'alaikumsalam. Kok udah pulang?" Ujar Shyina sembari mencium tangan suaminya.

"Kenapa? Nggak boleh pulang?"

"Ya bukan gitu. Tapi kan biasanya jam segini belum pulang"

"Lagi pengen pulang. Itu kamu masih sakit?" Tanya Pak Arkan tiba-tiba.

Shyina mengerutkan dahinya "Itu apa?" Tanyanya bingung.

Bukannya menjawab Pak Arkan malah melirik ke bawah.

"Menurut anda?"

"Ya kan aku nggak tau. Mangkanya ini nanya"

Shyina menatap Pak Arkan tajam "Nggak usah pura-pura nggak tau ya, kamu!" Jawabnya ketus.

"Aku kasar banget ya, semalem?"

"Ya kamu yang ngelakuin. Harusnya kamu yang ngerasain"

"Kamu aku kasarin juga keenakan"

"Nggak, ya. Mana ada!"

"Jangan enggak-enggak. Kemaren yang ngomong sayangh fa- akhhh"

Ucapan Pak Arkan terpotong karena cubitan panas Shyina telah mendarat di pahanya. Shyina sangat kesal karena sedari tadi Pak Arkan terus saja mengungkit-ungkit kejadian semalam.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang