BAB 68

7.1K 477 50
                                    

Karena kolom komentar udah rame sama ketidaksetujuan ending cerita ini, jadi mari kita lanjutkan.

VOMENT SEPI = ENDING CEPET

~HAPPY READING~

Pak Arkan tidak bisa tenang karena Rian yang belum menampakkan batang hidungnya hingga sekarang. Sudah lebih dari 1 jam dia mengantar Shyina untuk pulang. Tapi hingga kini belum juga kembali. Pak Arkan sudah mencoba menghubungi, tapi ternyata handphone Rian tergeletak diatas mejanya.

Pak Arkan juga menghubungi Shyina, sekedar memastikan kalau istrinya itu baik-baik saja. Tapi Shyina tidak menerima satupun panggilan dari Pak Arkan. Malah handphonenya tidak aktif.

Sebenarnya Pak Arkan ingin pulang sekarang. Tapi mengingat mobilnya masih dibawa sama Rian membuat dia harus menunggu.

15 menit kemudian, terdengar suara ketukan dari pintu ruangan Pak Arkan. Setelah Pak Arkan memberi instruksi untuk masuk, pintu itu langsung terbuka dan menampilkan sekertarisnya yang ia tunggu sedari tadi.

"Kamu darimana saja? Saya sudah menunggu kamu dari tadi, Rian"

"Maaf pak. Tadi macet dijalan, mangkanya lama"

Rian berkata bohong. Dia lama karena harus mengantar Shyina kerumah ibunya. Yang mana letak rumahnya lumayan jauh dari kantor Pak Arkan. Shyina sendiri sudah melarang Rian supaya tidak mengatakan kalau dia sedang dirumah ibunya. Alhasil, mau tidak mau Rian harus berbohong kepada bosnya.

"Shyina gimana?"

"M-mbak Shyina baik-baik aja, pak"

Pak Arkan bernafas lega "Alhamdulillah kalo gitu. Yaudah, tolong ini kamu lanjutkan, saya mau pulang dulu. Nanti kalo memungkinkan saya balik kesini lagi" ujarnya.

"Baik pak. Ini kuncinya" ucap Rian sembari memberikan kunci mobil milik Pak Arkan.

"Iya. Terima kasih ya, kamu mau bantu saya. Maaf kalo saya udah repotin kamu"

"Pak Arkan udah kaya sama siapa aja. Nggak usah berterima kasih gitu pak, anggap aja saya adeknya Pak Arkan" kata Rian.

"Saya nggak mau punya adek kaya kamu. Yaudah saya pulang dulu, titip kantor sebentar" ucap Pak Arkan sambil berjalan keluar dari ruangannya.

"Baru aja tersentuh sama sikap Pak Arkan, eh ternyata tengilnya kumat" gumam Rian.

Rian membalikkan badan, dan alangkah kagetnya dia waktu melihat Pak Arkan yang berdiri dibelakangnya sembari menatapnya dengan tatapan datar.

"Loh, Pak Arkan sejak kapan berdiri disini?"

"Sejak kamu ngatain saya tengil"
...............

Pak Arkan sudah sampai didepan rumahnya. Dia langsung turun untuk membuka pagar rumah supaya mobilnya bisa masuk. Tapi yang membuat Pak Arkan bingung adalah pagar rumahnya masih terkunci rapat, seakan tidak ada orang didalam. Ia ragu, apakah Rian benar-benar mengantar Shyina pulang? Atau Rian membawa Shyina kerumahnya. Entahlah, otak Pak Arkan seperti tidak bisa bekerja dengan baik sekarang.

Pak Arkan langsung mengambil handphone dan menghubungi Mama Bida. Dia akan memastikan bahwa istrinya berada disana. Tetapi handphone mamanya juga tidak bisa dihubungi.

"Ini pada nggak punya kuota apa gimana si?"

Sekarang Pak Arkan mencoba menghubungi Rian. Tapi sekertarisnya itu juga tidak mengangkat telfon darinya. Pak Arkan baru ingat, kenapa tadi dia tidak bertanya kemana Rian mengantar Shyina.

"Bego Arkan bego" gerutu Pak Arkan sambil kembali masuk kedalam mobil untuk menuju kerumah mamanya.

Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya Pak Arkan sampai didepan rumah megah milik Papa Arya. Dia langsung turun dan masuk kedalam rumah. Disana terlihat Mama Bida yang sedang duduk sambil menonton televisi. Pak Arkan langsung berlari menghampiri mamanya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang