BAB 35

10.6K 478 7
                                    

Alangkah baiknya, sebelum membaca kalian pencet bintang terlebih dahulu:)

~HAPPY READING~

"E-eh enggak kok, mas. Maaf suami saya emang suka becanda"

"Iya, mbak. Nggak papa" jawab laki-laki itu sambil tersenyum.

Shyina menutup kaca jendela yang berada di samping Pak Arkan, kemudian mentap suaminya itu tajam "Ngapain, sih? Malu-maluin tau, nggak!" Ujarnya emosi.

"Katanya tadi minta bonceng. Giliran aku bilangin malah marah-marah"

"Aku becanda. Jangan baperan gitu, dong"

"Siapa yang baperan. Aku cuma bantu bilangin" jawab Pak Arkan datar.

"Kamu ngambek sama aku?"

"Aku nggak ngambek. Aku cuma nggak suka kamu ngomongin cowo lain di depan aku"

"Berarti di belakang boleh?" Goda Shyina.

"Silahkan. Tapi jangan salahin aku kalo besoknya kamu nggak bisa jalan"

"Gitu mulu ngancemnya" gumam Shyina.

"Kamu kalo aku kasih ancaman yang lain juga nggak pernah peduli"

"Udah, dong. Jangan ngambek terus. Kan aku minta boncengnya juga cuma becanda. Bukan beneran" bujuk Shyina.

"Aku bukan marah masalah itu. Aku marah karena kamu yang nggak pernah dengerin omongan aku. Omongan aku cuma kamu anggep angin lewat, nggak pernah kamu hirauin. Aku ngelarang kamu ini itu apa pernah kamu patuhin? Enggak, kan? Jadi mulai sekarang terserah kamu. Aku nggak akan ngelarang kamu apa-apa lagi. Silahkan kalo mau makan yang pedes-pedes. Apa mau aku pesenin? Mau beli apa? Ayam geprek level 10, 20 atau berapa? Ngomong sekarang" ujar Pak Arkan tegas.

Shyina menundukkan kepala sembari memainkan kuku tangannya. Dia takut karena baru kali ini Pak Arkan memarahi dirinya. Biasanya kalaupun Pak Arkan marah tidak pernah sampai membentaknya seperti ini.

"Masa cuma karena ayam geprek kamu jadi marah kaya gini?"

"Aku marah bukan karena kamu makan ayam geprek. Aku marah karena kamu yang nggak pernah ngehargain omongan aku. Aku ngelarang kamu ini itu karena aku sayang sama kamu. Aku nggak mau kamu kenapa-napa"

"Maafin aku kalo selama ini ngebebanin hidup kamu" ujar Shyina pelan.

"Minta maaf kalo diulangi lagi apa gunanya"

Pak Arkan tidak begitu jelas mendengar ucapan Shyina. Dia hanya mendengar ucapan permintaan maaf istrinya itu.

Shyina menatap Pak Arkan dengan pipinya yang sudah basah karena air mata "Aku ngebebanin hidup kamu, ya?" Tanyanya.

Pak Arkan menolehkan kepalanya. Seketika dia terkejut karena melihat wajah istrinya yang sudah memerah karena menangis. Pak Arkan langsung memeluk Shyina, mungkin merasa bersalah karena sudah memarahinya sedari tadi.

Pak Arkan mengusap kepala Shyina, sesekali mencium kepala istrinya itu "Udah, jangan nangis. Maafin aku kalo tadi udah marahin kamu" katanya.

"Ka-kamu nggak salah. Aku y-yang salah karena udah jadi beban dalam hidup k-kamu"

"Shuut, jangan ngomong gitu. Kamu bukan beban, kamu itu anugerah dalam hidup aku"

"Maafin aku kalo selama ini nggak pernah nurut sama kamu. Maaf karena sikap keras kepala aku yang ngebebanin kamu setiap hari"

"Udah, sayang. Kamu nggak salah. Aku yang harusnya minta maaf karena udah bentak-bentak kamu dari tadi. Aku nggak maksud marahin kamu. Aku cuma lagi capek aja hari ini. Jadi mood aku kurang bagus. Maaf kalo aku lampiasin kemarahan aku ke kamu" ucap Pak Arkan yang di akhiri dengan kecupan hangat di pucuk kepala Shyina.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang