Bonus Chapter

14.8K 507 21
                                    

~HAPPY READING~

Pak Arkan baru saja memasuki rumah setelah seharian berkutat dengan berkas-berkas miliknya di kantor. Kepalanya terasa sangat pusing dan tubuhnya juga lemas, mungkin karena dia terlalu lelah bekerja. Dia berkeliling rumah untuk mencari keberadaan Shyina karena rumahnya itu terlihat sepi. Padahal biasanya, waktu dirinya pulang kerja seperti ini suara teriakan Aisha lah yang selalu menyambutnya.

Pak Arkan melihat Shyina sedang memasak di dapur dengan Aisha yang duduk di stroller menghadap mainan serta makanan kesukaannya. Tanpa menunggu lama, Pak Arkan langsung saja menghampiri istrinya itu kemudian memeluknya dari belakang.

"Astaghfirullah" ujar Shyina terkejut saat merasa ada yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Shyina kembali meneruskan acara memasaknya karena dia tau jika yang memeluknya adalah Pak Arkan. Dari bau parfumnya saja Shyina sudah hafal, tanpa perlu menolehkan kepalanya. Pak Arkan memang seperti itu, suka sekali mengejutkan orang.

"Kalo masuk itu salam, jangan tiba-tiba muncul kaya jin gini" kata Shyina.

"Kamu lagi ngapain?" Tanya Pak Arkan yang masih menyandarkan kepalanya di bahu Shyina.

"Kamu pake kaca mata kuda apa gimana?! Udah tau lagi masak masih aja tanya" jawab Shyina ketus.

"Ketus banget, sih"

"Jangan kaya gini. Aku susah masaknya"

Bagaimana tidak marah, Pak Arkan malah menyandarkan tubuh bongsornya pada tubuh Shyina yang sudah pasti jauh lebih kecil darinya. Pak Arkan merasa tubuhnya sangat lemas, seperti tidak ada tenaga sama sekali.

"Aku capek"

"Kalo capek ya mandi dulu. Terus sholat, makan, baru istirahat"

"Mandiin"

Shyina membalikkan tubuhnya, kemudian dia menatap Pak Arkan datar.

"Kamu ngomong kaya gitu nggak malu sama Aisha?"

Mendengar Shyina menyebutkan nama anaknya membuat Pak Arkan teringat jika di rumah ini tidak hanya ada mereka berdua. Tapi ada bayi kecil yang selalu berebut segala sesuatu dengannya. Dan pastinya bayi itu yang akan menang karena Shyina selalu membelanya.

"Oh iya. Adek mana? Kok nggak kelihatan dari tadi?" Tanya Pak Arkan.

Shyina menunjuk Aisha menggunakan dagunya. Kemudian Pak Arkan menolehkan kepalanya menghadap ke arah anaknya itu.

"Kamu ngapain nyempil di situ, dek?" Tanya Pak Arkan waktu melihat anaknya duduk diam di pojokan.

"Habisnya nggak bisa diem banget. Tadi aku turunin di bawah, kan. Baru aku tinggal sebentar buat ngambil botol susunya, aku balik lagi udah ada di bawah meja sana" jawab Shyina.

"Kamu kalo nakal-nakal ayah kasih adek lagi loh, sha"

Shyina langsung memukul tangan Pak Arkan. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu tanpa beban sama sekali. Apakah dia tidak tau jika mengurus seorang Aisha Azura Azhivanya sudah seperti mengurus sepuluh bayi?

"Apa, sayang? Mau anak lagi?" Tanya Pak Arkan sambil menatap Shyina.

"Enteng banget ya mulut kamu kalo ngomong. Ngurus anak kamu satu aja udah bikin emosi jiwa. Dan sekarang kamu mau ngasih adek buat Aisha? Hamil aja sendiri!" Jawab Shyina galak.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang