BAB 29

11.6K 518 17
                                    

Lebih enak panggilan Arkan? Pak Arkan? Ardi? Pratama? Atau siapa? Terserah kalian.

Kemaren ada yang nuduh plagiat cuma karena namanya sama😌

Padahal di wp nama Arkan bejibun.

Nggak enak loh udah bela-belain begadang tiap malem buat cari ide, tapi malah dibilang plagiat :)

Maaf ya jadi curhat 🙂

~HAPPY READING~

Di dalam rumah mewah bercat putih abu-abu, terlihat seorang gadis yang sedang fokus menonton televisi dengan satu toples keripik kentang yang ada di pangkuannya. Saking fokusnya sampai-sampai dia tidak sadar jika suaminya sudah pulang dan berdiri di belakangnya.

"Fokus banget, sih. Lagi nonton apa?" Ujar Pak Arkan yang tiba-tiba melingkarkan tangannya di leher Shyina.

"Loh, kok tiba-tiba udah di sini?" Tanya Shyina bingung. Pasalnya, ia tidak mendengar suara orang membuka pintu dari tadi.

"Bukan tiba-tiba. Aku udah ngetok pintu sama ngucap salam tadi. Kamu aja yang nggak denger"

"Yaudah, maaf. Ini kenapa basah semua gini?" Tanya Shyina waktu menyadari tangan Pak Arkan yang terasa dingin dan bajunya juga sedikit basah.

"Di luar hujan"

"Kamu hujan-hujanan?"

"Enggak. Tadi nutup pager dulu, jadi basah semua bajunya"

"Yaudah, ayo ke kamar. Ganti baju dulu"

Mereka berdua berdiri dan menuju ke kamar. Setelah sampai di kamar, Shyina segera mengambilkan Pak Arkan baju ganti supaya suaminya itu tidak kedinginan.

"Pake baju panjang apa pen- JANGAN REBAHAN DULU. BAJU KAMU BASAH SEMUA ITUU"

Bagaimana tidak emosi, Pak Arkan malah merebahkan tubuhnya di tempat tidur dengan keadaan baju serta rambutnya yang masih basah. Bahkan dia memejamkan matanya seperti tidak merasa bersalah sama sekali.

"Bentar, na. Cape banget"

Shyina melemparkan baju yang ia pegang kepada Pak Arkan yang terlihat masih memejamkan matanya. Pak Arkan yang merasa kejatuhan sesuatu seketika membuka matanya dan melirik ke bawah.

"Bangun!!"

Shyina menarik tangan Pak Arkan supaya dia bangun dan berganti baju. Tapi bukannya bangun, Pak Arkan malah menarik tangan Shyina sehingga gadis itu jatuh tepat di atasnya.

Pak Arkan langsung membalik posisi Shyina menjadi di bawah. Shyina yang terkejut hanya bisa diam sembari menatap wajah Pak Arkan yang berada tepat di depan wajahnya. Entah kenapa keberanian Shyina seketika menghilang untuk saat ini.

"K-kamu mau ngapain?"

Pak Arkan menaikkan sebelah bibirnya "Bikin adek bayi, mau nggak?" Godanya.

"K-kamu jangan-"

"Jangan apa?"

Shyina langsung memalingkan wajahnya ke arah samping. Dia sangat gugup karena mendapat tatapan tajam dari Pak Arkan.

Pak Arkan mengarahkan wajah Shyina supaya menatap dirinya. Kemudian dia langsung meraup bibir mungil Shyina. Setelah puas dengan bibir Shyina, Pak Arkan pindah ke bawah, ke bawah dan ke bawah.

(Maksudnya ke leher sama atas dada)

Pak Arkan mengusap pipi Shyina "Sayang, lihat aku" ucapnya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang