BAB 26

10.7K 499 8
                                    

~HAPPY READING~

Shyina menaikkan sebelah bibirnya "Kalo saya manggil Pak Arkan sayang, mau dikasih apa?" Tanyanya.

"Apapun yang kamu minta"

"Beneran?"

Pak Arkan menganggukkan kepalanya.

"Oke. Saya panggil Pak Arkan sayang. Tapi dengan satu syarat"

"Apa?"

"Kita ngomongnya jangan pake saya-kamu. Tapi pake aku-kamu"

Pak Arkan mengerutkan keningnya "Kenapa?" Tanyanya bingung.

"Kalo manggil saya-kamu tuh serasa kaya formal banget, pak. Apalagi pake pak. Serasa lagi ngomong sama bos saya"

"Kan dulu saya juga udah ngomong. Jangan panggil saya bapak karena saya bukan bapak kamu. Tapi kamu tetep ngotot"

Shyina memajukan bibirnya "Kan udah biasa manggil gitu" ujarnya.

"Biar apa bibirnya dimajuin kaya gitu?" Tanya Pak Arkan sembari mengusap bibir Shyina.

Shyina hanya bisa diam karena jarak kepalanya berada sangat dekat dengan kepala Pak Arkan sekarang. Jantungnya seperti bergemuruh karena gerogi.

"Mau makan dulu?" Ujar Pak Arkan.

Shyina menggelengkan kepalanya.

"Kamu belum makan loh dari tadi. Mau apa? Biar aku beliin"

Shyina melebarkan matanya. Dia terkejut karena Pak Arkan yang benar-benar menggunakan panggil aku-kamu kepadanya.

"Kenapa?"

Shyina hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa geleng-geleng terus dari tadi? Hm? Lagi dzikir?"

"Yakali dzikir sambil jalan"
...........

Setelah makan malam tadi, mereka berdua kembali lagi ke hotel untuk beristirahat. Entah kenapa, Shyina merasa suasananya sekarang sangatlah canggung. Bahkan waktu mereka baru menikah dulu tidak secanggung ini. Apa mungkin itu karena Pak Arkan yang menggunakan panggilan baru mereka? Entahlah Shyina tidak tau.

Pak Arkan yang baru keluar dari kamar mandi langsung menatap istrinya bingung. Dia merasa aneh dengan Shyina yang tiba-tiba saja menjadi pendiam.

"Kenapa diem aja?" Tanya Pak Arkan.

"Say- aku nggak papa" jawab Shyina pelan.

"Nggak nyaman ya, pake aku-kamu?"

Shyina menolehkan kepalanya menghadap Pak Arkan "Bukan nggak nyaman, tapi belum terbiasa" ujarnya.

"Yaudah, dibiasain dulu. Nanti lama-lama juga terbiasa"

Shyina tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Pak Arkan berjalan mendekati ranjang lalu duduk di sana. Shyina sendiri sedang duduk di pinggir ranjang dan menghadap jendela. Jadi posisinya sekarang membelakangi Pak Arkan.

"Na"

Shyina menolehkan kepalanya "Hm?" Gumamnya.

Pak Arkan mengayunkan jarinya, seperti mengisyaratkan Shyina untuk mendekat kepadanya "Sini" ujarnya.

Shyina pun menurut dan mulai mendekat ke arah suaminya. Pak Arkan pun langsung memeluk tubuh Shyina yang sudah berada tepat di sampingnya.

"Mau apa? Biar aku beliin" tanya Pak Arkan sembari mengusap rambut Shyina.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang