BAB 75

8.5K 495 55
                                    

Maaf nggak double update. Tapi aku bakal usahain supaya partnya sedikit lebih panjang.
Sedikit, ya. Nggak banyak.

~HAPPY READING~

"PAK ARKAN!!"

Shyina langsung terbangun dengan tubuh basah bermandikan keringat serta nafas yang memburu. Mimpi tadi terasa sangat nyata baginya. Dia memejamkan mata sembari mengatur nafasnya yang terasa sangat cepat.

"Kenapa, sayang?"

Shyina menolehkan kepalanya. Ternyata disampingnya saat ini sudah ada ibu serta mertuanya yang sedang duduk sembari menatapnya khawatir.

"Kamu kenapa?" Tanya Mama Bida.

"Pak Arkan mana, ma? Shyina mau ketemu sama Pak Arkan" ucap Shyina sembari mendudukkan tubuhnya dengan bantuan Mama Bida.

"Iya iya. Kamu tenang dulu"

"Shyina mau ketemu sama Pak Arkan" ujar Shyina sambil menangis.

Mama Bida langsung membawa Shyina kedalam pelukannya. Kemudian dia mengusap pelan punggung menantunya itu supaya sedikit tenang.

"Kenapa nangis?"

Shyina hanya menggelengkan kepalanya.

"Mimpi buruk?"

Shyina menganggukkan kepalanya "Shyina mau ketemu sama Pak Arkan, ma" jawabnya.

"Iya. Habis ini kita ketemu sama Arkan. Tapi kamu tenang dulu, jangan panik gini"

"Pak Arkan baik-baik aja kan, ma?" Tanya Shyina khawatir.

"Dia baik-baik aja. Tapi-"

"Tapi apa?" Potong Shyina.

Mama Bida mengusap rambut Shyina "Arkan sekarang di rumah sakit" katanya.

Shyina langsung melepaskan dirinya dari pelukan Mama Bida. Setelah itu, dia menatap Mama Bida dengan air mata yang kembali mengalir. Bayangan tentang mimpi buruknya kini kembali lagi. Dia sangat takut jika mimpi itu menjadi nyata.

Shyina menggeser tubuhnya untuk turun dari tempat tidur. Tapi belum sampai dia melangkah, tangan Mama Bida sudah menghentikannya terlebih dahulu.

"Kamu mau kemana?" Tanya Mama Bida.

"Shyina mau ketemu sama Pak Arkan, ma. Anterin Shyina kesana" ujar Shyina panik.

"Iya iya. Habis ini kita kesana. Kamu tenang dulu, jangan panik gini"

"Shyina khawatir sama Pak Arkan"

Mama Bida memeluk Shyina "Nggak usah khawatir. Arkan nggak papa, sayang" katanya.

Sejenak, Shyina sedikit lebih tenang karena pelukan Mama Bida. Tapi tetap saja, rasa takut dihatinya lebih besar daripada rasa tenangnya.

"Kamu tenang dulu, jangan panik. Kalo kamu panik, anak kamu juga ikut ngerasain" ucap Mama Bida sambil mengusap rambut Shyina.

"Shyina nyesel udah diemin Pak Arkan, ma" lirih Shyina.

"Iya iya. Mama ngerti apa yang kamu rasain. Sekarang nggak usah dipikirin lagi, ya. Kamu nggak boleh banyak pikiran"

Sebenarnya Mama Bida ingin menasehati Shyina. Tapi karena melihat kondisi Shyina yang tidak memungkinkan membuat dia mengurungkan niatnya itu.

Setelah Shyina sedikit tenang, Mama Bida segera membawa Shyina ke rumah sakit untuk menemui Pak Arkan. Sampai dirumah sakit, Shyina langsung berjalan cepat menuju ruangan Pak Arkan. Entah kenapa kali ini tubuhnya terasa sangat ringan untuk berjalan. Padahal biasanya jangankan untuk berjalan, bangun dari duduk saja harus dengan bantuan orang lain.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang