BAB 25

11.5K 503 6
                                    

~HAPPY READING~

Setengah jam lagi, pesawat yang akan ditumpangi oleh keluarga Papa Arya untuk menuju ke Bali akan segera take off. Tapi Pak Arkan dan Shyina masih berada di rumah. Mereka masih menunggu supir Mama Bida yang akan menjemputnya.

Awalnya Pak Arkan berencana akan memesan taxi. Tapi Papa Arya memaksa Pak Arkan supaya dijemput oleh supirnya saja. Pak Arkan yang sedang malas berdebat akhirnya menyetujui permintaan papanya itu.

"Nggak ada yang ketinggalan, kan?" Tanya Pak Arkan sembari mengontak atik handphone miliknya.

"Insyaallah nggak ada"

"Nanti kalo ada yang ketinggalan, kamu ambil sendiri ke sini"

Shyina menatap Pak Arkan datar "Tega, nyuruh istrinya ke sini sendiri?" Tanyanya.

"Kenapa harus nggak tega?"

"Kalo saya dibawa orang, gimana?"

"Ya saya tinggal cari istri lagi" jawab Pak Arkan santai.

Shyina yang kelewat geram langsung saja melemparkan bantal sofa ke arah Pak Arkan. Shyina heran, apakah suaminya itu tidak bisa untuk tidak membuatnya marah sekali saja.

Pak Arkan menolehkan kepalanya ke arah Shyina "Kok kamu ngelempar saya pake bantal sih, na?" Ujarnya tidak terima.

"Mau, saya lempar pake sofanya?" Tanya Shyina galak.

"Galak banget sih, istrinya Kim Taehyung"

Shyina langsung terdiam. Dia sekarang sedang mati-matian menahan supaya tidak tersenyum karena dipanggil istrinya Kim Taehyung oleh Pak Arkan.

"Kalo mau senyum, senyum aja.  Jangan ditahan gitu. Nanti orang kira kamu nahan boker" goda Pak Arkan.

"Diem atau saya nggak mau ikut Pak Arkan!"

"Nganceman banget istrinya Kim Taehyung"
.......

10 menit yang lalu, Shyina dan Pak Arkan sudah di jemput oleh supir dari Papa Arya. Dan tepat saat mereka sampai di bandara, pesawat yang akan mereka tumpangi juga akan segera lepas landas.

Karena ini pertama kalinya Shyina naik pesawat, jadi dia merasa sedikit takut. Dia sangat trauma dengan banyaknya berita tentang pesawat jatuh.

Pak Arkan menatap Shyina khawatir karena istrinya itu terlihat diam saja sedari tadi. Padahal biasanya, Shyina itu sangat hyperaktif.

"Kamu kenapa?" Tanya Pak Arkan.

"Nggak papa"

"Ngomong sama saya, kamu kenapa?"

Shyina menatap wajah Pak Arkan "Saya takut naik pesawat" jawabnya pelan.

"Kenapa takut?"

Shyina menggelengkan kepalanya "Nggak tau" ujarnya.

"Yaudah, tidur aja. Nanti kalo udah sampe saya bangunin"

"Saya nggak ngantuk, pak. Jadi nggak bisa tidur"

Pak Arkan menghela nafasnya pelan. Kemudian dia menarik kepala Shyina supaya bersandar di bahunya. Setelah itu dia memeluk dan mengusap kepala Shyina supaya istrinya itu tidak takut lagi.

"Sini dielus kepalanya. Biar bisa tidur"

Bukannya tidur, Shyina malah mendongakkan kepalanya menatap Pak Arkan.

Pak Arkan menaikkan kedua alisnya "Apa?" Tanya Pak Arkan.

Shyina tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang