BAB 14

11.5K 575 6
                                    

~HAPPY READING~

Karena sekarang tanggal merah, dan Pak Arkan juga sedang libur bekerja, jadi dia berencana mengajak Shyina untuk mengunjungi sebuah tempat wisata yang dirinya sendiri belum pernah kesana. Pak  Arkan adalah anak muda yang tidak pernah mempunyai waktu untuk liburan. Dalam hidupnya hanya ada bekerja, bekerja, dan bekerja. Kalaupun ada waktu luang, mungkin dia akan dirumah saja dan tidur seharian.

Prinsip Pak Arkan adalah, jangan melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk dirimu dan sekitarmu. Pak Arkan sebenarnya juga mau nongkrong sana sini seperti remaja pada umumnya. Tapi Pak Arkan tidak mau membuang masa mudanya dengan hal sia-sia seperti itu.

Karena mereka berangkat pagi ini, jadi sekarang Shyina sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya yang masih mandi. Padahal Pak Arkan masuk kamar mandi sejak 30 menit yang lalu, tapi belum keluar juga sampai sekarang.

"Pak Arkan mandi apa ngitung air, sih? Lama banget" gerutu Shyina.

Dan tidak lama kemudian, terlihat Pak Arkan yang sedang menuruni tangga, lengkap dengan jaket dan tas ditangannya. Dia langsung menghampiri Shyina yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan.

"Mandi lama banget, kaya perawan" cibir Shyina.

"Saya perjaka, bukan perawan"

"Kan saya bilangnya kaya, bukan bilang Pak Arkan perawan" ketus Shyina.

"Masih pagi, jangan marah-marah" ujar Pak Arkan sembari mengambil nasi goreng dan diletakkan di piringnya.

"Pak Arkan yang mancing duluan"

Pak Arkan tidak menanggapi ucapan Shyina. Dia mulai memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Kita perginya sama mama papa?" Tanya Shyina.

"Enggak"

"Kok enggak?"

"Emang enggak"

"Alasannya?"

Pak Arkan menatap Shyina datar "Nggak ada alasan" ujarnya.

Shyina menghela nafas pelan. Dia mulai memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya untuk mengisi tenaga karena dia pasti akan berkeliling seharian.

Selesai sarapan, mereka langsung mengambil mobil dan pergi menuju taman bermain yang berjarak kurang lebih 100 km dari rumahnya. Karena tempatnya lumayan jauh, jadi Shyina memasang earphone ditelinganya supaya tidak merasa bosan. Memang disebelahnya saat ini sudah ada Pak Arkan. Tapi suaminya itu pasti tidak akan membuka suara sebelum Shyina membuka suara terlebih dahulu.

Pak Arkan melirik Shyina sekilas. Istrinya itu terlihat asik memandang jalanan ditemani dengan earphone yang terpasang apik ditelinganya. Kemudian Pak Arkan menyalakan radio dengan volume yang keras untuk mengalihkan perhatian Shyina.

Shyina yang merasa terganggu langsung menolehkan kepalanya menghadap Pak Arkan, kemudian dia melepaskan earphone dari telinganya. Dia menatap Pak Arkan aneh, ada apa dengan suaminya?

"Keras banget sih, pak" ujar Shyina.

"Biarin. Cuma dia yang mau nemenin saya"

Shyina menatap Pak Arkan sambil menahan tawa. Rupanya Pak Arkan sedang menyindir Shyina karena tidak menghiraukan keberadaannya.

"Kalo Pak Arkan mau ngajak ngobrol, bilang aja. Nggak usah gengsi" ledek Shyina.

"Siapa yang mau ngajak kamu ngobrol?"

"Pak Arkan"

"Nggak usah GR. Saya nyalain radio karena saya lagi pengen dengerin musik, bukan pengen ngajak kamu ngobrol" kata Pak Arkan.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang