BAB 17

11.3K 526 6
                                    

Kalo mau baca jangan lupa pencet bintang ya sayangkuuu

~HAPPY READING~


"Akhhhh"

Shyina langsung mencubit perut Pak Arkan waktu bibir mereka hampir saja menempel.

"Sakit, na" ujar Pak Arkan sambil mengusap perutnya yang terasa panas karena cubitan Shyina.

Shyina menatap Pak Arkan tajam "Mau ngapain?!" Tanyanya.

"Tanpa saya jelasin, kamu juga pasti paham saya mau ngapain" jawab Pak Arkan santai.

"Pak Arkan? Mau cium saya? Haha nggak bisa tsay" ledek Shyina.

"Kata siapa nggak bisa?"

Shyina sedang lengah dan Pak Arkan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia langsung memajukan mulutnya hingga menyentuh pipi Shyina. Kemudian memundurkan kepalanya kembali.

"Tuh bisa" ucap Pak Arkan tanpa dosa.

Shyina langsung diam. Dia terkejut karena merasa ada benda kenyal yang menempel dipimpinnya. Ternyata itu bibir milik Pak Arkan.

"Astaghfirullah. Dosa pak, nyium yang bukan mahram" ujar Shyina yang masih memegang pipinya.

"Kamu waktu nikah sama saya dalam keadaan sadar apa enggak sih, na?"

Shyina menatap keatas "Ehh iya ya. Kita kan udah nikah" gumamnya.

"Tapi saya tetep nggak terima ya, Pak Arkan main cium saya gitu aja!" Ketus Shyina.

Pak Arkan menatap Shyina datar "Ya terus kamu mau ngapain? Mau nuntut saya?" Tanyanya.

"Y-ya nggak gitu tapi-"

"Tapi apa?"

"Tapi saya nggak tau mau ngomong apa" jawab Shyina lesu.

"Ayo cepet, bantuin saya mandiin burung dibelakang"

"Nggak mau!"

"Kenapa? Ngambek karena kalah debat?"

Shyina hanya diam. Dia sangat jengkel dengan Pak Arkan yang sudah menganggu tidur nyenyaknya. Padahal dia kekamar supaya terhindar dari Pak Arkan, malah suaminya itu ikut masuk juga.

"Kalo ditanya itu jawab, jangan diem aja"

Shyina tetap diam. Dia lebih memilih untuk mengotak atik handphone miliknya.

Pak Arkan menghela nafas pelan "Yaudah. Sekarang kamu mau apa? Mau bales cium saya? Nih" ujar Pak Arkan sembari menyodorkan pipinya kedepan wajah Shyina.

"Itu mah maunya Pak Arkan!" Teriak Shyina.

Pak Arkan terlonjak kaget karena Shyina berteriak ditelinganya. Dia langsung memundurkan kepalanya dan juga mengusap telinganya yang terasa beberdengung.

"Astaghfirullah. Kaget saya, na"

Shyina menatap Pak Arkan tajam "Apa? Mau ngatain suara saya kaya toa?!" Tanyanya galak.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang