BAB 8

13K 649 6
                                    

~HAPPY READING~

Kalau biasanya pengantin baru akan saling bermesraan, maka berbeda halnya dengan pasangan yang satu ini. Mereka berdua masih saling diam karena fokus pada kegiatan masing-masing. Shyina yang fokus membersihkan riasan diwajahnya, dan Pak Arkan yang fokus dengan handphonenya.

Setelah selesai dengan riasannya, Shyina langsung mengambil handuk karena badannya yang sudah tidak sabar ingin diguyur air. Tapi sebagai istri yang baik, Shyina harus mendahulukan suaminya yang sangat menyebalkan itu.

"Bapak mandi dulu apa saya?" Tanya Shyina malas.

"Kamu jangan panggil saya bapak bisa nggak? Saya masih muda, dan saya juga bukan bapak kamu" jawab Pak Arkan yang sudah jengah karena Shyina yang selalu memanggilnya dengan sebutan bapak.

"Terus saya harus manggil gimana?"

"Terserah kamu, yang penting jangan panggil saya bapak"

"Arkan"

Pak Arkan menatap Shyina tajam "Heh! Nggak sopan kamu ya!" Ujarnya.

"Kan, ribet. Udah ya pak, saya paling nyaman itu manggil Pak Arkan aja" kata Shyina.

"Saya serasa udah tua kalo kamu panggil bapak" ketus Pak Arkan.

"Lah, emang Pak Arkan ngerasa masih muda?" Ledek Shyina.

"Kalo kamu manggil saya bapak, kamu saya panggil ibu, mau?"

"Enak aja! Saya masih kiyowo gini mau dipanggil ibu" jawab Shyina tidak terima.

"Mangkanya nggak usah manggil saya bapak"

"Iya, Pak Arkan" ujar Shyina sambil berjalan kearah kamar mandi.

"Mau kemana kamu?"

"Mau cari kupu-kupu. Pak Arkan mau ikut?"

"Aneh"

"Udah tau saya bawa handuk gini ya berarti mau mandi" ketus Shyina.

"Saya mandi dulu, baru kamu" ujar Pak Arkan sambil berdiri dari duduknya.

"Nggak mau. Badan saya udah lengket banget, pak"

"Badan saya juga udah gerah banget dari siang nggak mandi"

"Nggak bisa. Saya dulu!"

"Yaudah. Mandi bareng, gimana?" Tanya Pak Arkan sembari menaik turunkan alisnya.

"Ogah!"
.........

Selesai mandi, Shyina langsung keluar dengan handuk dikepala karena dia baru selesai keramas. Dia duduk disebelah Pak Arkan yang sedang merebahkan dirinya sambil bermain handphone. Tapi masih ada jarak.

"Pak, saya mau tanya" ujar Shyina tiba-tiba.

"Apa?"

"Pak Arkan kenapa mau dijodohin sama saya?"

"Kan dulu saya sudah pernah jawab" jawab Pak Arkan masih fokus ke handphonenya.

"Maksud saya, emang pacar Pak Arkan nggak marah?"

"Saya nggak punya pacar" jawab Pak Arkan santai.

"Masa?"

"Nggak percaya yaudah"

"Ya secara kan, jaman sekarang mana ada cowo yang nggak pacaran"

"Buktinya saya nggak pacaran. Jangan-jangan kamu yang pacarnya marah"

"Enak aja. Saya nggak pernah pacaran!"

Pak Arkan menatap Shyina memicing.

"Apa bapak lihat-lihat?" Ketus Shyina.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang