BAB 50

8.9K 440 20
                                    

Hai hai hai
I am kambek

Ada yang nunggu aku up nggak si?

~HAPPY READING~

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Sementara Pak Arkan dan Shyina masih berada didalam kedai martabak karena menunggu hujan reda.

Shyina menyenderkan kepalanya ke bahu Pak Arkan dengan tangan yang bergetar karena kedinginan. Selain itu, dia juga sangat mengantuk dari tadi.

"Dingin?" Tanya Pak Arkan.

Shyina menganggukkan kepalanya.

Pak Arkan langsung memeluk tubuh Shyina supaya istrinya itu merasa hangat. Dan nggak lama kemudian, terlihat sebuah mobil hitam yang berhenti didepan kedai martabak tempat mereka berteduh sekarang. Pemilik mobil itu berlari masuk kedalam kedai, mungkin dia akan membeli martabak.

"Permisi mbak, saya- loh Shyina"

"Eh Angga. Dari mana?" Tanya Shyina yang sudah lepas dari pelukan Pak Arkan dan kembali menegakkan tubuhnya.

"Dari rumah, sama mama disuruh beli martabak. Kalian ngapain malem-malem disini?"

"Kita lagi neduh. Dari tadi nunggu hujannya reda tapi malah makin deres"

"Eh, hallo mas. Mas Arkan ya?" Tanya Angga sopan.

"Hmmm" jawab Pak Arkan.

"Gimana kalo kalian bareng aku aja. Dari pada kehujanan" tawar Angga.

"Nggak usah. Saya bawa motor" jawab Pak Arkan dingin.

"Tapi hujannya deres banget loh Mas Arkan"

"Terus kenapa kalo hujannya deres?"

"Ya nggak papa. Kali aja Mas Arkan nggak bawa jas hujan"

"Saya bawa ataupun enggak, itu bukan urusan kamu" ujar Pak Arkan.

Shyina menyenggol lengan Pak Arkan karena sikapnya yang menurut Shyina sedikit tidak sopan.

"Maafin suami gue ya ngga, dia emang gitu" ujar Shyina sambil melirik Pak Arkan.

"Iya na, santai kalo sama gue mah" kata Angga.

"Dikira jalan, pake santai segala" gumam Pak Arkan.

"Ha? Kamu ngomong apa?" Tanya Shyina.

"Aku nggak ngomong sama kamu" jawab Pak Arkan.

"Na, gue kesana dulu ya, mau pesen martabak. Ini mama udah rusuh dari tadi nyariin martabaknya" ujar Angga.

"Eh iya ngga. Kalo nggak ada temen, disini aja gabung sama kita. Iya kan sayang?" Tanya Shyina sambil menatap Pak Arkan.

"Sama kamu, aku enggak" jawab Pak Arkan ketus.

"Enggak deh na. Ayang lo kaya singa, i'm so scary" kata Angga pelan.

Pak Arkan langsung melebarkan matanya mendengar ucapan Angga "kamu ngatain saya singa?" Tanyanya galak.

"Ehehe enggak mas, becanda" jawab Angga sambil menunjukkan dua jarinya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang