BAB 18

10.9K 573 8
                                    

Pencet bintangnya jangan lupa ya bestieeee

~HAPPY READING~

Sampai dirumah, Shyina Langsung menurunkan semua cemilannya tanpa bantuan Pak Arkan. Dimana Pak Arkan? Dia hanya melihat Shyina sambil duduk manis disofa.

"Pak Arkan nggak ada niat bantuin saya?" Tanya Shyina.

"Enggak"

Shyina menghentak-hentakkan kakinya karena merasa kesal dengan sikap Pak Arkan yang sangat menyebalkan. Pak Arkan hanya menatap Shyina sambil tersenyum. Menurutnya, tingkah Shyina sama seperti anak kecil jika sedang marah.

Shyina menatap Pak Arkan tajam "APA SENYUM-SENYUM?!" Tanyanya galak.

"Galak banget istri saya"

Pak Arkan berjalan menghampiri Shyina. Lalu dia mengambil kantong kresek yang sedang dia bawa.

"Ngapain? Tadi katanya nggak mau bantuin?" Ketus Shyina.

"Istri saya galak. Kalo nggak dibantuin nanti dia marah. Kalo marah serem, kaya singa" bisik Pak Arkan ditelinga Shyina.

Shyina melebarkan matanya "Pak Arkan ngatain saya singa?" Ujarnya.

"Enggak. Saya ngatain istri saya, bukan ngatain kamu"

Shyina menatap Pak Arkan kesal. Kemudian dia berjalan menuju dapur dan meninggalkan Pak Arkan yang masih berdiri diruang tamu.

Pak Arkan juga pergi kedapur untuk menyimpan cemilan Shyina. Setelah meletakkan semua cemilannya, dia keluar dari dapur dan melihat Shyina yang sedang duduk diruang tengah.

"Kamu ngapain?" Tanya Pak Arkan yang sudah duduk disamping Shyina.

"Renang. Pak Arkan mau ikut?!" Ketus Shyina.

"Kamu kenapa sensi banget sih dari tadi?"

"Nggak papa"

Pak Arkan menyenderkan punggungnya disandaran sofa.

"Na, saya mau tanya"

"Apa?"

"Kenapa cewe kalo ditanya kenapa, jawabannya pasti nggak papa?"

"Ya karena cewe itu mau cowonya peka. Nggak kaya Pak Arkan" ujarnya.

Pak Arkan mengerutkan keningnya "Emang saya kenapa?" Tanya Pak Arkan bingung.

"Mau saya jelasin?"

"Silahkan" ucap Pak Arkan sembari melipat tangannya didepan dada.

"Ekhemm... Pak Arkan itu nyebelin, tengil, songong, nggak mau ngalah, suka bikin saya emosi. Satu lagi, Pak Arkan itu manusia paling NGGAK PEKA"

Bukannya marah, Pak Arkan malah menatap Shyina sambil tersenyum. Entah kenapa, dia sangat suka sekali melihat Shyina jika sedang marah seperti ini.

"Masa Pak Arkan kalah sama keyboard saya. Keyboard saya aja peka" sambung Shyina.

Karena tidak mendengar suara Pak Arkan, Shyina pun langsung menolehkan kepalanya kesamping.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang