BAB 15

12.8K 686 7
                                    

Jangan lupa pencet bintangnya. Biar aku semangat nulis ceritanya huhu 😭😭

~HAPPY READING~

Setelah puas mengunjungi tempat yang dipenuhi dengan wahana yang menyeramkan itu, kini saatnya mereka untuk pulang. Sebelum pulang, Shyina dan Pak Arkan sempat mampir ke pusat oleh-oleh terlebih dahulu karena ingin membeli sesuatu untuk keluarganya.

Sedari tadi Pak Arkan sangat berisik karena ingin membeli apapun yang dia lihat.

"Na. Baju itu bagus, ya?" Ujar Pak Arkan sambil menunjuk kearah baju anak-anak yang tergantung diatasnya.

"Hmmm"

"Kamu nggak pengen beli?"

"Buat apa? Itu baju buat anak kecil"

"Kan bisa buat anak kamu nanti"

Shyina menatap Pak Arkan datar "Nanti aja kalo anaknya udah ada" ujarnya.

"Kalo bisa sekarang, kenapa harus nanti"

Shyina menghela nafas pelan. Tidak bisakah Pak Arkan tidak membuat emosinya naik sehari saja.

"Kalo Pak Arkan mau, ambil aja" kata Shyina.

"Apa mau yang itu?" Ujar Pak Arkan sembari menunjuk daster lengan pendek tapi bagian dadanya sangat rendah.

Shyina langsung melebarkan matanya "Heh! Nggak ya. Mau buat apa?" Tanyanya galak.

"Ya buat kamu pake" jawab Pak Arkan santai.

"Enggak. Makasih"

Setelah selesai dengan acara belanjanya, mereka langsung kembali menuju parkiran dan menjalankan mobilnya untuk pulang kerumah.

🐯🐯🐯🐯🐯

Hari ini Pak Arkan memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor dengan alasan lelah karena kemarin pulang malam. Meskipun dia tidak ke kantor, jangan harap dia santai-santai saja dirumah. Dia tetap duduk sembari menghadap laptop sumber uang didepannya.

"Pak Arkan ngapain?" Tanya Shyina yang baru saja duduk disebelah Pak Arkan.

"Cuci baju"

"Hah?"

"Kamu lihatnya saya ngapain?" Tanya Pak Arkan malas.

"Ngetik"

"Yaudah"

"Maksud saya, kan hari ini Pak Arkan nggak ke kantor. Masa masih tetep ngurus kerjaan?"

Pak Arkan menatap Shyina datar. Tapi yang ditatap malah mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Pak Arkan kenapa lihatin saya?"

"Saya nggak lihatin kamu. Saya lihatin dibelakang kamu tadi ada yang lewat"

Shyina langsung melebarkan matanya. Dia menoleh ke belakang, tapi disana tidak ada apa-apa.

"Pak Arkan jangan nakut-nakutin saya, dong!"

"Saya nggak nakut-nakutin kamu" ujar Pak Arkan yang masih fokus menatap laptopnya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang