Jangan lupa vote & komen !!!
Sebulan setelah kejadian itu Shani terus gencar untuk mendekati Gracia meskipun Gracia terus menolak nya.
Seperti saat ini Shani sedang menunggu Gracia selesai bekerja di cafe milik orang tua nya Shani.
Gracia dan Shani memang lebih tua Gracia tiga tahun di atas Shani makanya Gracia sudah bekerja sedangkan Shani masih SMA.
Shani duduk di kursi luar cafe untuk menunggu Gracia selesai mengabaikan dingin nya angin yang menusuk ke tulang nya.
"Gue udah bilang berhenti ikutin gue" ucap Gracia saat ia melihat Shani sedang duduk di luar cafe.
"Gue bakal terus ngejar lu sampe lu mau gue nikahin buat tanggung jawab" balas Shani.
"Lu masih kecil, jangan harap bisa nikahin gue" ucap Gracia kemudian berjalan meninggalkan Shani.
Sedangkan Shani yang di tinggalkan kini mulai mengikuti Gracia dari belakang.
"Gracia meskipun gue masih SMA gue bisa nafkahin lu" ucap Shani sambil berjalan.
"Gue tetep gak mau nikah sama lu biar anak ini gue yang urus" setelah sadar apa yang di ucapkan nya seketika Gracia menutup mulut nya, ia kelepasan bilang kalau ia hamil, memang Gracia sudah hamil tapi ia tidak ingin memberi tahu Shani karena ia tidak ingin menikah dengan Shani.
"Lu hamil Gracia" lirih Shani.
"Lupain, gue cuma asal ngomong" kemudian Gracia berlari meninggalkan Shani yang masih termenung dengan pikiran nya sendiri.
"Gue bakal punya anak" batin nya berteriak senang.
Tak lama ia berlari mengejar Gracia yang semakin menjauh. "GRACIA TUNGGU" teriak Shani sambil berlari mengejar Gracia.
Shani menepuk pundak Gracia pelan kemudian berjongkok dan memeluk kaki Gracia yang membuat Gracia kaget.
"Gue mohon, izinin gue buat nikahin lu Gracia" mohon Shani.
"Bangun Shani, malu diliatin orang" kesal Gracia.
"Gak, sebelum lu izinin gue buat nikahin lu" ucap Shani tetap pada pendirian nya.
Gracia menghela nafas nya lelah.
"Oke gue izinin lu buat nikahin gue" final Gracia yang membuat Shani tersenyum.
Tak lama Shani pun bangun dan langsung memeluk Gracia erat. "Makasih Gracia" gumam Shani di pelukan nya.
"Kapan anak gue lahir" ucap Shani sambil mengelus perut Gracia.
Gracia yang merasa geli menghempaskan tangan Shani yang berada di perut nya.
"Bayi nya masih kecebong, udah nanyain lahir aja" cibir Gracia.
"Kecebong kan anak katak berati nanti anak gue katak dong, gak gak gak masa anak gue katak sih" panik shani.
"Bukan gitu Shani arghhh lu bikin gue pusing" kesal Gracia kemudian berjalan sampai ke apartemen nya.
Di dalam apartemen ia melihat Shani mengekori nya di belakang yang membuat Gracia geram.
"Ngapain sih ngikutin gue terus, lu kan punya rumah, pulang sana" usir Gracia.
"Gue masih gak terima kalo nanti anak gue katak" balas Shani.
"BUKAN KATAK SHANI AISHHH GRACIA SABAR" teriak Gracia prustasi.
"Kan tadi lu bilang kecebong" ucap Shani.
"Udah sana pulang gue ngantuk mau tidur" usir Gracia.
"Gue nginep ya ya ya pleasee" mohon Shani dengan puppy eyes nya.
"Gak, pulang sana" balas Gracia tanpa melihat Shani.
"Gracia mahhh Shani nya nangis nihh" rengek Shani.
"Nangis aja gue ga peduli" acuh Gracia.
"Graciaaaa hiksss mamaaaa Gracia nya jahat sama Shani huaaaaaa" tangis Shani.
Gracia yang melihat Shani menangis seketika menjadi panik karena ia pikir Shani hanya bercanda.
"Ehh Shan kok nangis beneran sih" panik Gracia.
"Shani berhenti nangis nya astaga lu bukan anak kecil" ucap Gracia.
"Gracia jahatt gak bolehin Shani nginep" cemberut Shani.
"Iya iya lu boleh nginep, berhenti nangis nya" pasrah Gracia.
"Masa gue nikah sama anak kecil sih, yatuhan coba di cek lagi siapa tau jodoh gue ketuker" batin Gracia menjerit.
"Graciaaaa mau pelukk" rengek Shani.
Melihat Gracia yang diam saja Shani mulai ingin melanjutkan tangisan nya namun Gracia segera menarik Shani ke dalam pelukan nya.
"Udah jangan nangis terus, malu sama anak nya" ucap Gracia.
"kan anak nya belum ada jadi boleh dong nangis" balas Shani.
"Jangan nangis lagi telinga gue sakit denger nya" balas Gracia.
"Hehe gue suka deh di peluk lu kaya gini" kekeh Shani.
"Kenapa?" Tanya Gracia penasaran.
"Enak ada yang kenyal kenyal" balas Shani kemudian mendapat toyoran keras di kepala nya.
"Bocah mesum" ucap Gracia sambil melepaskan pelukan nya.
Gracia kemudian pergi ke dapur nya untuk memasak makanan untuk dirinya dan Shani.
Di tengah tengah kegiatan memasak nya tiba tiba ada yang memeluk nya dari belakang tau siapa yang memeluk nya dengan cepat Gracia menyikut perut orang itu.
"Awhhhssshh sakit" ringis Shani karena perut nya di sikut keras oleh Gracia.
Sedangkan Gracia malah anteng memasak mengabaikan ringisan Shani di belakang nya.
"Calon suami nya lagi sakit malah di anggurin" kesal Shani.
"Gracia liat perut nya Shani biruu" rengek Shani.
"Mungkin lu abis main sama Krishna di prindavan" balas gracia acuh.
"Perut nya Shani perih"
"Perut nya Shani nyut nyut Tan"
"Perut nya Shani panas"
Gracia yang kesal karena rengekan Shani ia mematikan kompor nya dan menghadap Shani yang sedang sibuk mengelus ngelus perut nya.
"Mana yang sakit nya sayang?" Tanya Gracia lembut.
Shani menunjuk ke arah perut nya, dengan cepat Gracia mengecup bibir Shani yang membuat Shani melongo.
"Masih sakit perut nya?" Tanya Gracia dan mendapat gelengan dari Shani.
"Bagus, yaudah gue mau lanjut masak" ucap Gracia kemudian melanjutkan masak nya.
Sedangkan Shani ia masih bengong akibat kecupan yang Gracia berikan di bibir nya.
"aaaaaaaaaaaaa mama Shani di cium Gracia" ucap Shani dengan riang sambil melompat lompat seperti anak kecil yang baru saja di belikan mainan oleh ibu nya.
Sedangkan Gracia yang diam diam melihat tingkah Shani hanya tersenyum tipis.
"Huftt semoga aku gak salah langkah" gumam Gracia.
Tak lama kemudian Shani kembali menghampiri Gracia.
"Graciaaa" panggil Shani.
"Shani mau nanya dong"
"Nanya apa?"
"Nanti anak Shani bakal jadi katak?" Tanya Shani dengan polos.
"NGGAK SHANI NGGAK YATUHAN HAMBA LELAH" teriak Gracia.
TBC
Jangan lupa follow Mimin !!!
See you for the next chapter.