"JANGAN ADA YANG NGEROKOK!!"
Perintah yang diteriakan dengan suara berat milik salah satu inti Calveras itu spontan membuat beberapa anggota Calveras yang masih memegang rokok ditangan mereka segera mematikannya. Tidak lama setelah itu, Gara berjalan memasuki shelter bersama Diva yang digendongnya sambil mengemut jari telunjuknya sedari tadi.
"SUNGKEM SAMA IBU NEGARA DIVANA GAESS!!" perintah Kevin random membuat anak-anak Calveras di shelter sore ini mau-mau saja merunduk memberi salam pada Diva.
"Sebenernya sih, harusnya ibu negara Calveras itu ceweknya si Arsen. Cuma karena Arsen nggak punya cewek ampe sekarang, jadi ibu negara Calveras itu Diva," tukas Kevin menjelaskan.
Anak kecil itu diturunkan.
"Masya allah Diva, cantik banget sih kamu kaya pucuk kembang kamboja."
"Gue jamin Diva entar gedenya pasti goodlooking."
"Yaiyalah. Wong oroknya gemesin gini. Fiks gedenya jadi incaran jantan nih."
"Diva mau abang angkat jadi adik gak?"
"Jangan, Va. Entar tiap hari lo dikasih makan rinso sama dia."
Beberapa anak Calveras itu secara gantian menguyel-uyel pipi Diva membuat Gara spontan meringis takut jika pipi anak itu nanti akan sampai memar. Ia sontak kembali mengangkat tubuh Diva, menjauhkan anak itu dari incaran kegemasan mereka dengan membawanya duduk di sofa yang juga sedang ditempati oleh Aksa yang sedang tidur pulas.
Gara mendudukan Diva disebelah kaki Aksa.
"Tumben nih si jamet tidur disini. Udah lama?" tanya Gara heran. Biasanya Aksa jarang tidur di shelter seperti ini.
"Dia pulang sekolah langsung datang kesini, langsung tidur. Katanya sih males pulang ke rumah, lagi ada masalah dikit," tukas salah satu anak Calveras yang sudah tidak bersekolah, dan sedari tadi duduk di shelter sebelum Aksa datang. Namanya Jian.
"Kasian." Jevan geleng-geleng melihat Aksa yang tidur sangat pulas beralaskan tas sebagai bantal. "Kalau tau ada Diva, dia pasti bakal langsung melotot."
"Bangunin coba," suruh Kevin.
"Jangan!" celetuk Arsen mencegah Jevan yang hendak menuruti perintah Kevin. "Mungkin dia tidur disini karena beneran punya masalah, jadi capek."
"Tumben lo ngomong bijak," ujar Gara. "Gue jadi makin sayang deh."
"GAY ANJIR!" cerca Jian.
"Jangan salah. Arsen sama Gara kan emang punya hubungan spesial," timpal Jevan sambil tertawa.
"Bangsat," umpat Gara dengan desisan. Sementara Arsen yang duduk disofa tunggal dekat Gara hanya diam saja sambil melipat tangannya didepan dada.
"Om Asa janan tidul!"
"Om Asa banun!"
"Ipa mo main!"
"Om Asa janan melem telus."
"Om Asa banun!"
Anak-anak Calveras menepuk dahi mereka serempak. Untuk apa tadi mereka berusaha menjaga suara supaya tidak mengganggu Aksa, sementara sekarang Diva duduk disamping tubuh Aksa yang tengkurap lalu menarik-narik rambutnya.
"Jangan dibangunin, Va. Aksa lagi capek, dia ngantuk katanya." Gara menarik paksa tubuh Diva yang tidak mau menjauh dari Aksa. Gara hanya takut mengganggu Aksa. Pasalnya sejak di sekolah tadi, ekspresi wajah Aksa agak berbeda dari hari biasanya, kelihatan lebih murung.
"Emm..." Sayangnya Aksa sudah terusik duluan. Cowok kelahiran Korea Selatan itu mengucek kedua matanya lalu membalikan badannya.
Banyaknya pasang mata yang menatap kearahnya menjadi hal yang pertama kali Aksa lihat saat membuka mata. Tepat saat itu juga, ia merasakan pelukan kecil pada tubuhnya yang membuatnya spontan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...