Pukul dua siang hari, Gara disibukan dengan berbagai macam barang dan bahan masakan di dapur, membuat bolu ala-ala untuk Diva. Jika ibu hamil namanya ngidam, hari ini Diva mendadak ingin ini itu. Tapi sebagai lelaki dan ayah yang bertanggung jawab, Gara terus menuruti permintaan anaknya yang ingin bolu cokelat.
Tapi sekarang Diva sedang dibawa jajan siomay oleh Elena, atas permintaan randomnya juga.
Hampir satu jam Gara sibuk dengan oven. Setelah merasa bolunya matang, cowok itu memindahkan bolunya keatas piring lalu membawanya keatas meja makan untuk dicoba rasanya.
Gara menyuapkan satu sendok bolu yang telah dipotongnya ke dalam mulut. Ia terdiam meresapi rasanya.
"Hmm, hambar. Kaya hati gue," tuturnya puitis.
"Kamu makan apa, El?"
Gara menghela nafas berat ketika Geladys tiba-tiba berlari meloncat-loncat seperti pocong. Gadis itu langsung berdiri di samping Gara. Matanya berbinar menatap sepotong bolu diatas piring.
"Kamu yang buat?" tanya Geladys.
"Bukan."
"Terus siapa?"
"Lo pikir aja siapa yang ada di dapur dari tadi! Gue lah!" tutur Gara tidak santai sedikitpun.
Geladys menggaruk pipinya. "Emangnya kamu bisa bikin bolu?"
"Ngeremehin gue, lo?!" Gara mengangkat dagunya dihadapan Geladys.
"Kata tante Elena kamu nggak bisa masak apapun. Bahkan masang gas aja nggak bisa takut meledak."
"Emak gue itu pembohong! Lo nggak usah percaya omongan dia!" tukas Gara tidak suka. Kenapa Elena terlalu blak-blakan mengumbar aib anaknya sendiri?
"Yaudah kalau gitu aku mau nyobain bolu nya!" seru Geladys.
"Gak!" Gara langsung berdiri sambil mengangkat piring berisi bolunya keatas kepala supaya tidak bisa dijangkau oleh Geladys.
"Ih aku mau nyoba! Satu sendok aja!" pinta Geladys. Gadis itu meloncat kecil berusaha mendapatkan piring yang di angkat oleh Gara.
"Makanan buatan gue terlalu enak. Nanti lo ketagihan." Gara tetap mempertahankan piringnya diatas kepala.
"Gak bakal! Satu kali aja, El! Aku mau nyoba." Geladys juga tetap kukuh berusaha mengambil piring tersebut.
"Bolu buatan gue mahal!"
"Satu suap aja! SATU SUAP!!"
Prang!
Reaksi keduanya sangat kontras. Mata Geladys membelalak sempurna ketika piring berisi bolu itu jatuh ke lantai. Sementara mata Gara semakin menajam. Tangannya langsung mengepal dengan urat-urat yang menonojol. Rahangnya pun mengeras tanda dia siap mengeluarkan semua emosinya.
Satu jamnya terbuang sia-sia.
"Lo!" Gara menatap Geladys tajam seakan siap menerkam gadis itu sekarang juga.
"Jangan marah!!" seru Geladys panik. Cewek itu bersiap berjongkok untuk membersihkan noda bolu dan pecahan piring karena ulahnya yang tidak sengaja menjambak rambut Gara tadi. Tapi ketika sesuatu jatuh dari saku bajunya, Geladys terdiam seketika.
Dahi Gara berkerut memandang sebuah kertas foto yang jatuh dari saku baju Geladys. Lantas dengan cepat ia mengambilnya karena penasaran.
Detik itu juga jantung Geladys berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Ekspresi wajahnya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Seluruh tubuhnya gementar. Geladys yakin dia tidak akan bisa diampuni. Dia bodoh karena malah memakai lagi baju yang dipakainya kemarin saat dia melipat baju dikamar Gara. Foto itu, foto Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...