Kehidupan Gara perlahan kembali berjalan seperti semula, tenang dan seakan tidak punya gangguan apapun lagi. Hubungan pertemanannya dengan Geladys berjalan semestinya. Gara mulai bisa menerima kehadiran cewek itu di rumahnya. Terlebih, beberapa waktu lalu, Bu Esi, orang yang bersangkutan dengan Geladys datang ke rumahnya.
Beliau bercerita lumayan banyak tentang Geladys pada Elena dan Gara. Beliau berkata bahwa Geladys berada di bawah tanggung jawabnya, nama perempuan itu masuk ke dalam kartu keluarga bu Esi. Namun, Geladys menolak untuk tinggal di rumah bu Esi.
Dengan percakapan yang lumayan panjang, bu Esi membiarkan Geladys berada di rumah Elena selama itu tidak membebani dan Geladys merasa nyaman disana. Pada akhirnya Geladys benar-benar tinggal disini. Walaupun entah sampai kapan.
Dan Gara telah memasuki liburan semester pertama kelas XII. Hari-hari itu dia habiskan untuk sekedar diam di rumah dan sesekali berjalan-jalan keluar bersama Geladys atau Diva, lalu balapan, nongkrong di markas dan berolahraga ringan.
Gara pergi futsal bersama Arsen dan Kevin pada pukul sembilan malam dan selesai pada pukul sebelas malam. Karena tidak membawa motor sendiri ditambah malas pulang ke rumah, jadi Gara minta izin pada Elena untuk menginap dirumah Arsen. Dan pukul delapan pagi cowok itu baru bangun, sama dengan sang pemilik rumah.
"Sarapan dulu, Gara," perintah Kirana, ibunda Arsen yang telah duduk di meja makan bersama suaminya, Reyhan.
Gara tersenyum canggung melihat kedua tuan rumah yang sudah bangun. "Makasih banyak, tante. Saya sarapan di rumah nanti," tolaknya sopan.
Arsen menarik kerah belakang baju Gara ketika temannya hendak pergi. "Makan disini," paksanya kemudian menyeret Gara ke meja makan.
"Kamu ini kalau ngajak makan tuh biasa aja kali," tanggap Reyhan tertawa.
"Dia keras kepala!"
Daripada dianggap tidak sopan jika pergi begitu saja setelah bergabung di ruang makan, maka Gara memutuskan untuk menerima tawaran untuk sarapan disini.
"Gimana kabarnya Diva?" tanya Kirana seraya mengambilkan nasi untuk Arsen dan Gara.
"Alhamdulillah baik, tante."
Kirana tertawa renyah. "Gak kerasa ya. Kalian berdua temenan dari SD. Sekarang anaknya Gara udah besar, Arsen mah masih tidur di kelonin Bunda," sindir Kirana.
"Nda!" Arsen menatap bundanya kesal.
"Udah mah anak Bunda, jomblo lagi," tambah Reyhan.
Kirana menggeplak lengan suaminya. "Udah punya pacar, Ayah. Anaknya bu Rani."
"Lho? Anaknya bu Rani kan cowok."
"Ayah pikun atau gimana? Sevira loh. Anak bungsunya bu Rani. Juara olimpiade kimia nasional. Dia sekelas sama Arsen," jelas Kirana greget.
"Oh gitu ya," respon Reyhan sambil tertawa kecil.
"Oh ya, Gara. Arsen kalau dikelas suka berduaan sama Sevira nggak? Bucin nggak?" tanya Kirana sumringah.
Gara ikut antusias. "Wah bucin banget, tante. Apalagi pas jam istirahat. Jajan siomay terus suap-suapan di kantin," jelas Gara, padahal bohong. Mana ada Arsen si batu hidup melakukan hal seperti itu.
Arsen menatap Gara tajam. "Gue gak kaya gitu!"
"Aduhh." Kirana menutup mulutnya menahan baper. "Terus kalau Gara sendiri gimana? Udah punya pacar?"
Gara tertohok. Dia tertawa canggung.
Arsen menyeringai. "Udah. Bahkan tinggalnya serumah."
Arsen sialan!

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Novela Juvenil[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...