DIA ELGARA | 59

4.4K 201 15
                                    

Halo! Update nya lama ya? Baru selesai ujian hehe.

Doain supaya ide ku lancar terus biar rajin update :> Makasih udah nunggu Dia Elgara update. Betah disini ya.

***

"Aruna butuh gue."

Geladys tertegun. Namun daripada itu Geladys lebih mempedulikan luka pada punggung Gara.

"Setidaknya obatin dulu luka kamu!" titahnya seraya menyentuh tangan Gara.

Gara menepis tangan Geladys.

"El, jangan keras kepala. Terserah kemanapun kamu mau pergi, tapi jangan biarin luka kamu kaya gini. Aku nggak mau kamu kenapa-napa."

"Peduli?" cerca Gara dengan alis terangkat. "Bahkan disaat gue lebih peduli sama Aruna, lo tetep mau peduli sama gue?"

Diam-diam Geladys meremas pelan perutnya dari balik baju yang ia kenakan. Cewek itu menunduk kecil. "Aku berusaha pertahanin kamu karena aku punya anak ini—"

"Udahlah. Aruna nungguin gue. Kita bicara nanti," sela Gara cepat tanpa sempat menangkap arti ucapan Geladys. Gara menyalakan motornya lalu segera melaju pergi.

Gara mengabaikan ucapan Geladys dan tidak mempedulikan lukanya. Bahkan saat Geladys hendak mengejarnya, Gara segera melajukan motornya menjauh. Pikirannya terlalu kacau untuk sekedar memikirkan lukanya, teriakan Geladys serta bayangan keadaan Aruna saat ini.

"EL! ELGARA!" Geladys berlari keluar gerbang rumah mencoba mengejar Gara.

Geladys terlalu kalut mengejar Gara sampai ia tak menyadari sebuah batu yang menghalangi jalan. Kakinya tersandung kuat. Geladys tak mampu menahan keseimbangannya sehingga tubuhnya terhempas kuat keatas aspal.

"Akh!" Geladys menggigit bibir bawahnya sangat kuat seraya meremas perutnya yang terasa sakit luar biasa karena membentur aspal. Tangan Geladys begitu gemetaran ketika mencoba untuk bangun.

"GELADYS!" Aksa berlari panik kearah Geladys dan segera memeriksa keadaan cewek itu. "Dys? Lo baik-baik aja?" tanya Aksa dengan suara gemetar.

Geladys mencoba bangun sambil meringis sakit tidak kuasa menahan sakit pada perutnya. Tak lama tubuhnya menegang melihat tetesan darah yang membasahi celananya.

"Aksa..." Geladys menyentuh pergelangan tangan Aksa dengan lemah. Jantungnya berdegup kencang melihat darah yang keluar semakin banyak.

Motor Gara yang sudah melaju cukup jauh di depan langsung berhenti ketika menangkap pemandangan Aksa yang tengah membantu Geladys bangun melalui kaca spion. Gara menoleh cepat menyadari raut wajah panik Aksa.

Tanpa memikirkan apapun lagi Gara turun lalu berlari kencang menghampiri Geladys. Pikirannya mendadak kosong ketika melihat banyaknya darah pada celana Geladys.

Gara mendorong tubuh Aksa supaya menjauh dengan kasar.

"Dys!" Gara berjongkok disebelah Geladys seraya menangkup pipi perempuan itu.

"Cepetan bawa Geladys ke rumah sakit, bego!" bentak Aksa terlalu kalap. Hatinya tidak tenang dan tidak bisa berpikir positif melihat tetesan darah itu. Aksa tau itu.

"Bawa Diva di dalam!" titah Gara kalang kabut. Dengan cepat lelaki itu mengangkat tubuh Geladys dan segera membawanya ke rumah sakit sebelum terjadi sesuatu.

Aksa membawa Diva yang sedari tadi duduk di teras rumah sendirian dan membawanya ke rumah sakit menyusul Gara. Aksa juga menelepon Elena karena Elena sedang tidak ada di rumah.

***

Setelah tubuh Geladys dibawa kedalam ruangan oleh dokter, tubuh Gara terduduk di kursi tunggu depan ruangan tersebut dengan lemas. Pemikiran-pemikiran buruk mulai muncul di kepalanya. Geladys terjatuh saat berlari mengejarnya. Tapi kenapa Geladys berdarah sebanyak itu? Apa yang terjadi padanya?

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang