DIA ELGARA | 75

4.7K 190 23
                                        

UPDATE LAGI! VOTMENT! 🔥
GAK NYANGKA KEMARIN CEPET BANGET MASUK TARGET. SORRY UPDATE TELAT.

TANDAI TYPO! JANGAN TERLALU BEREKSPEKTASI SAMA CHAPTER INI!

“Gara, ayah aku meninggal.”

Tubuh Gara membeku seketika. Dalam sedetik lelaki itu membalikan badan dan melihat wajah Aruna yang telah bersimbah air mata. Bayang-bayang yang sedang dia pikirkan beberapa saat lalu langsung sirna begitu saja. “Lo bilang apa?!” tanya Gara merasa tidak percaya.

Aruna terisak hebat. “Ayah aku...”

Perasaan Gara mendadak tidak karuan dan panik tidak beraturan. Lelaki itu meraih kedua bahu Aruna. “Dimana?! Dimana ayah lo?!”

“Di.. rumah sakit,” jawab cewek itu terputus-putus.

Detik itu juga Gara meraih pergelangan tangan Aruna dan membawa cewek itu menuju rumah sakit. Perasaan Gara semakin tidak karuan. Meskipun sudah tidak punya hubungan dengan mereka, tapi Gara ‘Pernah’ punya hubungan erat yang membuatnya tetap menghormati ayah Aruna sampai sekarang. Dan kabar yang Aruna ucapkan barusan membuatnya merasa terpukul.

Hubungan Gara dan Aruna tidaklah sebentar. Yang artinya Gara juga tidak mengenal ayahnya hanya sebentar. Bertahun-tahun Gara mengenal pria itu. Bahkan Gara juga menganggapnya sebagai ayahnya.

Sampai di rumah sakit, Gara dan Aruna berlari menuju ruangan dimana Toni, ayah Aruna terbaring kaku. Dari kejauhan Gara melihat Rakha yang sedang duduk dikursi tunggu dengan kepala menunduk dalam.

Begitu Gara berdiri didepan Rakha, lelaki yang sedari tadi menundukkan kepalanya itu akhirnya mengangkat wajahnya. Detik itu juga Rakha berdiri kemudian memeluk tubuh Gara. Lelaki itu tidak menangis, tapi bahunya bergetar hebat menandakan dia berusaha menahan tangisannya. Gara menepuk-nepuk bahu Rakha memberi semangat pada lelaki ini.

“Bang..”

Rakha menjauhkan dirinya. Cowok itu mengusap wajahnya dengan kasar dan menyuruh Gara untuk masuk ke dalam.

Gara menatap pintu ruangan yang tertutup dengan nanar. Pada akhirnya, Gara masuk ditemani oleh Aruna. Begitu masuk, pemandangan pertama yang Gara lihat adalah tubuh seseorang yang terbaring kaku diatas brankar dan seluruh tubuhnya telah ditutup oleh kain putih. Perlahan Gara mendekatinya lalu membuka kain yang menutup wajahnya.

Gara tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Gara hanya memandang wajah pucat pasi itu dalam diam. Bibirnya tidak mau mengatakan kalimat apapun. Lantas Gara menyentuh tangan pria itu dari balik kain putih yang menutupinya.

Pria ini mungkin sering kasar pada Gara. Tapi bagaimanapun, pria ini juga Gara hormati.  Tangan inilah yang pernah Gara jabat dulu.

Lelaki itu menundukkan kepalanya. “Gara minta maaf buat semuanya, pak,” ucapnya sebelum memilih menutup kembali kain tersebut dan melangkah keluar bersama Aruna.

Yang Gara ingat saat melihat wajah pria itu hanyalah kenangannya dengan Aruna.

“Gar,” panggil Rakha begitu Gara keluar. Rakha memberikan secarik kertas yang langsung diterima dan dibaca oleh Gara sendirian.

Saya sampaikan kata maaf buat kamu. Tolong sampaikan juga pada Aruna anak saya, atas nama saya.

Gara menoleh pada Aruna yang terdiam dengan sisa isakannya. Kertas ini ditulis oleh ayah Aruna. Lantas, kenapa pria itu menyuruh Gara yang menyampaikan maaf atas namanya pada Aruna? Bukankah Aruna selalu disisinya?

“Hari dimana Aruna minta lo anter ke rumah sakit, itu karena Ayah pengen ketemu sama Diva. Ayah mau lo bawa Diva kesini. Cuman, komplikasi Ayah makin buruk. Ayah nggak bakal bisa liat Diva, makanya Aruna batal ngajak lo kesini,” jelas Rakha.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang