Hai! Hai! Adegan Terakhir Di part Sebelumnya Ada Yang Aku Ubah Ya Supaya Lebih Nyambung Sama Alurnya. Boleh Di Cek Lagi.
Sesuai Kata Aku Sebelumnya, Part Ini Lebih Panjang Dari Part-part Sebelum. Jangan Bosen Bacanya Ya °_°
Jangan Marah-marah Di Part Ini 🔥 Selamat Membaca.
***
Sudah hampir memasuki musim kemarau tapi hujan masih sering mengguyur ibu kota. Sama seperti hari ini. Awan hitam telah berkumpul siap menumpahkan airnya. Langit semakin gelap. Geladys berhenti didepan toko baju anak karena lelah berjalan dari rumah. Geladys berniat menemui Bu Esi karena sudah lama tak bertemu dengan wanita itu. Dia ingin bercerita banyak termasuk tentang kehamilannya.
Geladys menggosokkan kedua telapak tangannya merasa dingin. Dia menoleh ketika seseorang baru saja keluar dari toko sambil membawa kantong plastik transparan berisi baju-baju bayi.
Geladys baru sadar bahwa tempat dia berhenti adalah toko baju bayi dan anak-anak. Dengan cepat cewek itu merogoh saku jaketnya mencari uang. Geladys mendapat beberapa lembar uang yang pernah Gara berikan beberapa hari lalu. Dengan perasaan senang ia masuk ke dalam toko tersebut untuk membeli beberapa baju bayi.
Memang kehamilannya baru berusia dua bulan. Tapi Geladys ingin membeli baju bayi bukan untuk persiapan kelahiran anaknya. Dia hanya ingin menyimpan baju itu untuk sekarang. Urusan persiapan kelahiran anaknya akan dipikirkan jika waktunya sudah dekat.
Dari uangnya Geladys mendapat sepasang baju, kaus kaki dan sarung tangan. Cewek itu memandanginya dengan senyuman lebar. Sangat lucu sekali.
Tak lama Geladys ingat bahwa jarak rumah Bu Esi masih jauh. Jarak ke rumah Gara pun sama jauhnya. Jadi dia bingung disana. Uangnya habis. Geladys tidak bisa naik ojek dan dia tidak mampu berjalan lagi sejauh itu. Itu berbahaya untuknya.
Dengan berat hati, Geladys terpaksa menelepon Gara agar menjemputnya. Itu bisa dikatakan seperti Gara menjaga calon anaknya secara tidak langsung.
Panggilan pertama ditolak oleh Gara. Sampai panggilan ketiga, barulah Gara mengangkatnya.
"El, bisa jemput aku?" ujar Geladys.
Terdengar suara grasak-grusuk di seberang sana. "Lo dimana?"
"Jalan Cempaka. Aku didepan toko baju anak."
Gara tiba-tiba mematikan panggilan. Hal itu membuat Geladys bingung Gara akan menjemputnya atau tidak.
Setelah beberapa menit menunggu, ternyata Gara datang. Setelah sampai didepan Geladys, cowok itu langsung turun dari motor dan melepas helmnya. Gara bernafas lega karena Geladys baik-baik saja dan masih ingat untuk meneleponnya. Setidaknya cewek itu tidak kabur.
Geladys menyembunyikan kresek berisi baju bayi kedalam jaketnya supaya tidak dilihat oleh Gara.
"Lo ngapain disini? Bentar lagi hujan, Dys."
Drtt!
Sebelum mendekat ke Geladys, ponsel Gara bergetar menandakan adanya panggilan masuk. Ketika melihat nama kontak Aruna, Gara bergegas mengangkatnya.
"Run?" ujar Gara.
Geladys memperhatikan wajah Gara dengan seksama terutama saat cowok itu merubah raut wajahnya dalam sekejap. Geladys tidak berkedip sedikitpun sampai Gara menyadarkannya.
"Gue harus nolongin Aruna dulu. Dia kecelakaan," ujar Gara baru ingat. Mendengar suara Geladys membuatnya lupa sekejap soal Aruna.
"Kecelakaan?" beo Geladys.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...