Gara baru sampai dihalaman rumah ketika adzan maghrib berkumandang. Cowok itu menyimpan motornya di dalam garasi lalu turun tanpa melepas kunci motornya. Ekspresi wajah Gara nampak tidak bersemangat sedikitpun ketika ia berjalan lunglai memasuki rumah. Lalu orang yang pertama Gara lihat ketika masuk ke dalam rumah adalah Elena yang duduk disofa.
Wanita itu menoleh ketika pintu rumah dibuka. Sontak saja ia menoleh dengan khawatir ketika melihat anaknya baru pulang di jam seperti ini.
"Kamu darimana aja—"
Belum sempat Elena bertanya, Gara lebih dulu berlari mendekat lalu tubuhnya ambruk diatas lantai didepan sofa yang Elena duduki. Cowok itu juga langsung menyembunyikan wajahnya pada paha ibunya tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"El! Kamu kenapa?" tanya Elena khawatir. Tidak biasanya Gara seperti ini.
Gara masih tidak menjawab selama sepersekian detik. Sampai akhirnya Elena merasakan bahu putranya bergetar diikuti suara isakan kecil yang seperti ditahan. Elena menyentuh bahu Gara yang bergetar mencoba membangunkannya. Tapi Gara enggan dan justru memeluk kedua kaki Elena.
"Kamu kenapa, El?! Ada apa?" Elena semakin dibuat khawatir.
Bertepatan dengan itu Raga keluar dari kamarnya yang berada di lantai satu dekat dengan tangga. Pria berusia kepala empat itu nampak bingung ketika melihat putra keduanya yang seperti sedang bertekuk lutut didepan isterinya, juga sambil menangis.
"Kenapa?" tanya Raga pada Elena.
Elena menggeleng. "Gak tau. El tiba-tiba aja nangis," jawab Elena.
"El coba liat, mama. Kamu kenapa? Bilang sama mama," ujar Elena tetap berusaha menarik bahu Gara supaya putranya bangun. Tapi Gara tetap menolak.
Cowok itu terisak. "Maa."
"Iya?"
"Anak Alion meninggal."
"Innalillahi," ucap Elena. Pun Raga juga berucap demikian. Walaupun mereka berdua tidak tau siapa yang dimaksud oleh Gara. Tapi kedua orang tua Gara itu tau, Alion adalah musuh bebuyutan geng motor yang dinaungi Gara.
"Dia meninggal gara-gara anak Calveras." Gara kembali bicara dengan suara parau. Tapi wajahnya masih ia benamkan pada paha ibunya.
"El wakil Calveras, Ma. Nama El pasti kebawa meski bukan El yang bunuh mereka. El pasti kebawa!"
Elena spontan mengusap punggung Gara dengan lembut ketika anaknya mulai bicara dengan nada panik. Wanita itu mulai paham. Gara adalah wakil ketua geng motor. Mungkin walaupun hanya sekedar geng, tapi tanggung jawab setiap peran pasti hampir sama seperti kelompok organisasi lainnya. Sebuah tanggung jawab yang besar.
"Semua bakal baik-baik aja," ujar Elena lembut. "Sekalipun nama kamu bakal kebawa sama mereka, tapi selama kamu bisa jaga diri kamu sendiri, termasuk geng motor kamu, semua bakal baik-baik aja,"
"Emang bukan kamu yang bunuh mereka. Tapi kamu harus ingat, semua ada matinya."
Mendengar nada lembut ibunya, Gara mulai mengangkat wajahnya pelan-pelan. Kedua mata tajamnya memerah dan sedikit tersisa jejak air mata disana. Cowok itu sudah berhenti menangis. Tapi ketika melihat Elena dan Raga yang tertawa meledek sambil melihat kearahnya, spontan Gara meraung kembali sambil memeluk kedua kaki Elena.
![](https://img.wattpad.com/cover/300052213-288-k77529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...