DIA ELGARA | 44

4.2K 185 4
                                    

Marhaban ya Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh umat muslim.

Semangat puasanya. Dia Elgara tetap on going selama puasa. Sekalian nemenin dan ngisi waktu kan 🤭

HAPPY READING 🔥

***

"BUNDA! EL KEMANA?!"

"Tadi habis sarapan dia langsung keluar," jawab Elena. Wanita itu sedang mengepel lantai teras rumahnya.

"Keluar kemana?"

"Gak tau. Katanya mau refreshing sebelum ujian kelulusan."

Geladys mendengus kesal. "Masa semalam El bilang aku najis," adunya yang justru membuat Elena terkekeh kecil.

"Gara itu tsundere. Itu salah satu cara dia ngedeketin kamu," jelas Elena. Ia menaruh pel-annya dekat kursi bambu kemudian menatap Geladys sambil tersenyum. "Cowok itu paling suka ngeledek atau hina cewek yang mereka suka. Bukan dalam artian benci, tapi itu cara mereka ngungkapin perasaannya. Mereka deketin ceweknya, terus ledek sana-sini, dengan artian mereka yakin bahwa cewek yang mereka sukai bakal tau kalau mereka suka sama cewek itu."

"Jadi El suka sama aku?" tanya Geladys ragu.

Elena mengangkat bahunya. "Kayanya."

***

Aksa tiba-tiba mengajak teman-temannya untuk sarapan di markas pagi ini. Cowok itu menjanjikan akan membawa banyak mie cup dan daging ayam membuat anak Calveras langsung semangat, lumayan makan gratis. Namun setelah banyak anak Calveras berkumpul di markas, si empu yang mengajak belum juga datang.

"Si curut Aksa niat ngajak makan nggak sih? Seriusan gue laper." Jevan mengusap perutnya yang keroncongan. "Mana tadi hampir diamuk emak gara-gara nggak mau sarapan kangkung dirumah."

"Cuma gue yang udah kenyang." Gara menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa ruang tengah dengan kaki yang dinaikan keatas meja.

"Udah makan lo?" tanya Kevin.

"Lah si Gara mah udah punya bini, udah ada yang masakin. Pasti harus makan dulu dirumah dong," seloroh Jevan.

"Bini gue masih molor!" sentak Gara.

"Oh iya ngomong-ngomong, gimana dare yang gue kasih kemaren? Udah 'kan?" Jevan menaik turunkan alisnya menggoda Gara.

"Dare lu nggak guna!"

"Ah anjir kok gitu. Kan gue membantu lo buat lebih dekat sama Geladys," ujarnya seraya memegang dadanya dramatis.

"Makasih. Gue nggak butuh," tukasnya nyelekit.

"Sorry gue telat. Supermarketnya penuh, ngantri coy!" Aksa datang dengan nafas terengah-engah. Tangannya menentang dua kresek putih besar berisi mie cup. Bastian membantunya dengan membawa kresek hitam berisi daging sapi mentah dibelakangnya.

"Hampir aja gue mati disini." Jevan geleng-geleng, dia super kelaparan.

"Aamiin," celetuk Arsen.

"SEMBARANGAN LO! DOSA NGEDOAIN TEMEN BIAR CEPET MATI!" teriak Jevan sambil menunjuk Arsen.

"Lo duluan yang ngomong." Arsen menatap Jevan tajam.

"Lo duluan yang mati!" Jevan mendengus sambil menggeser duduknya lebih jauh dari Arsen.

"Dosa ngomongin mati-mati gitu. Udah ayo bantuin gue masak daging sapi," lerai Aksa. Ia membawa kreseknya menuju dapur markas. Berandalan gini Aksa jago masak. Soalnya saat di Korea, ibunya pernah memilki sebuah restoran, namun sekarang sudah tutup.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang