DIA ELGARA | 76

3.5K 182 58
                                    

HALO SEMUANYA! AKU UPDATE SIANG!

OH YA SEBELUM BACA, AKU MAU SEDIKIT TANYA KE KALIAN. KALAU SEMISAL DIA ELGARA TERBIT ATAU DIBUKUKAN, APA ADA YANG BERMINAT BELI BUKUNYA? 🤔

TOLONG DIJAWAB YA 😄 APAPUN JAWABAN KALIAN AKU TERIMA.

AND, SELAMAT MEMBACA!

Tanpa pikir panjang Gara mendekati Geladys dan mencoba meraih tangan cewek itu. Namun, Geladys menarik kasar tangannya. Gara memejamkan matanya sejenak, Geladys pasti marah besar padanya.

Melihat keadaan ini, Samudra tidak ingin ikut campur. Cowok itu berjalan menjauh memberi ruang untuk mereka bicara. Meski marah pada Gara, Samudra tetap ingin Geladys menyelesaikan masalahnya. Kecuali sudah tidak tahan dan muak pada Gara, Samudra akan maju.

"Gue minta maaf," ucap Gara, menyadari kesalahannya. Sungguh Geladys tidak akan mudah memaafkannya.

"Gak usah minta maaf. Aku udah maafin kamu kok," balas Geladys enggan menatap wajah Gara. Dari nada bicaranya jelas Geladys marah meski berkata memaafkan Gara.

Gara menggeleng pelan, Geladys belum memaafkannya. Buktinya, cewek itu terus memalingkan wajahnya dan nada bicaranya tidak seperti biasanya. "Gue beneran minta maaf karena telat datang. Gue nggak bermaksud. Maaf karena bikin lo nunggu. Gue ngaku, gue salah—"

"Aku nggak butuh maaf kamu, El! Aku butuh alasan dari kamu! Kenapa kamu telat? Kenapa kamu nggak ngabarin aku? Kamu kemana aja?" tanya Geladys dengan tangan terkepal. Geladys menuruti Gara yang menyuruhnya untuk mendengar penjelasan sebelum salah paham.

Lihat? Geladys benar-benar ingin mendengar penjelasan Gara sebelum menuduh Gara sembarangan. Tapi beberapa menit berlalu, Gara tidak kunjung bicara.

"Kenapa kamu diam? Oke, aku maafin kamu. Tapi aku pengen denger alasan kamu telat," desak Geladys.

Kepala Gara tertunduk. "Gue lupa."

"Lupa?" Geladys tertawa miris. "Bukannya kamu baca pesan dari aku? Kamu juga balas pesan aku, kan? Hal apa yang bikin kamu tiba-tiba lupa?"

"Gue..." Bibir Gara terkatup kembali. Dia tidak mungkin menceritakannya pada Geladys. Jika Geladys tau dia bersama Aruna, bukankah Geladys akan semakin marah?

Geladys kembali tertawa karena Gara tetap tidak mau jujur. "Bukannya kamu bilang, kalau ada masalah apapun, aku harus denger penjelasan kamu dulu? Aku nurutin kamu, aku siap dengerin alasan kamu. Tapi kenapa kamu nggak mau bicara?"

"Kamu tau aku marah. Dan aku masih pengen ngasih kamu kesempatan. Mau kamu sia-sia in?"

Gara tiba-tiba menarik tubuh Geladys lalu didekapnya dengan erat. "Gue nggak bisa cerita sekarang, Dys. Gue takut lo makin marah sama gue."

Geladys melerai pelukan mereka secara paksa. "Aku lebih marah karena kamu nggak mau bicara, El!" bentak Geladys. "Apa sih susahnya jujur? Aku bakal terima apapun alasan kamu!" Geladys berjalan mundur, menatap kecewa kearah Gara.

Dipancing sekuat apapun, Gara tetap menutup rapat bibirnya. Seolah alasan ia telat adalah hal yang sangat rahasia. Tapi mata Gara menyorot sendu kearah Geladys. Seolah ingin menjelaskan semuanya, tapi seperti ada sesuatu yang menahannya untuk tidak mengeluarkan sepatah kata.

"Maaf." Sekali lagi, Gara hanya bisa mengucapkan kata maaf yang tidak Geladys butuhkan.

Geladys mengangguk dengan tatapan kecewa. "Oke. Nggak papa kalau kamu nggak mau bicara. Tapi, tolong jangan nemuin aku, ya? Aku nggak mau ketemu sama kamu. Silahkan temuin aku kalau kamu pengen jelasin semuanya."

Kaki Geladys melangkah pergi dari hadapan Gara. Hati Gara mencelos. Ada sesuatu yang hilang, tapi Gara tidak bisa menggambarkannya. Bibirnya terkunci untuk memberikan penjelasan. Namun, alasan paling bodoh yang Gara katakan adalah, takut Geladys semakin marah. Padahal, diamnya yang menjadikan kemarahan Geladys.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang