VOMENT BUAT PART INI 🔥
GAYA KEPENULISAN SEDIKIT BERUBAH SESUAI MOOD 😭🤣HAPPY READING! 🤍
Hari semakin siang, matahari semakin naik dan panasnya semakin menyengat kulit. Gara yang tadinya berniat pulang setelah membeli balon untuk Diva jadi keasyikan bermain disana sampai menghabiskan banyak makanan. Tentu saja dengan Diva dan Aruna. Cewek itu bilang ayahnya sedang pergi ke rumah sakit bersama Rakha, jadi tidak ada siapa-siapa di rumahnya.
“Ingat nggak sih, dulu kita suka banget main ke tempat ini, hampir tiap hari malah.” Aruna tertawa pelan mengingat momennya dengan Gara beberapa tahun lalu disini. Mereka bertiga duduk di sebuah bangku panjang dalam area taman.
Gara terdiam sebentar. “Dia ingat semuanya?”
“Sebenernya gue males kesini, tapi lo tiap hari ngajak gue. Mau gimana lagi, masa gue tolak,” ujar Gara ikut terkekeh kecil mengingat kejadian itu. Sudah lama sekali tapi Gara masih ingat dengan jelas.
“Udah berapa tahun ya? Nggak nyangka sekarang kita kesini lagi, tapi bareng Diva.” Aruna melirik Diva yang duduk ditengah-tengah dia dan Gara.
Gara ikut melirik Diva yang acuh tak acuh tidak mempedulikan sekitarnya karena sibuk makan cokelat. Bocah itu mendongak menatap Gara saat merasa diperhatikan.
“Tenapa?” tanya Diva seolah mengerti Gara seperti ingin mengucapkan sesuatu.
“Nggak papa.” Gara tersenyum lalu mencubit ujung hidung Diva.
“Diva suka sama tempat ini nggak?” tanya Aruna sambil menunduk memerhatikan Diva. Diva mendongak sekejap, menggeleng lalu kembali fokus makan. “Kenapa?”
“Ndak ada mama.” Jawaban itu membuat Aruna mengeryitkan dahi sambil tersenyum bingung.
“Mama kan disini,” ucap Aruna.
Diva menggeleng kuat. “Mama Ladys.”
Bibir Aruna langsung terkatup rapat begitu mendengar ucapan anak berusia tiga tahunan itu. Begitupun dengan Gara. Dia kaget. Tapi itu tidak menutup fakta karena Diva tidak pernah melihat Aruna sejak awal. Dan lebih lama tinggal dengan Geladys.
“Bukannya Diva lebih milih Geladys, dia kan jarang ketemu sama lo. Jadi wajar aja dia nggak tau dan nggak inget. Namanya juga masih kecil,” jelas Gara merasa bersalah melihat ekspresi muram Aruna. Tapi penjelasan Gara akhirnya membuat Aruna kembali tersenyum dan memaklumi.
“Diva mau es krim nggak?” tanya Aruna mengusap kepala Diva.
“Mau!” Diva memekik antusias.
“Mau? Yaudah tunggu disini. Biar gue yang beli. Lo mau es krim juga?” tanya Gara seraya berdiri dan bertanya pada Aruna.
“Kamu mau beli ke minimarket? Aku mau nitip susu murni aja,” kata Aruna.
“Kalau gitu nitip Diva. Jangan biarin dia beli jajanan lain,” pesan Gara yang diangguki semangat oleh Aruna. Cowok itu pun pergi ke minimarket terdekat untuk membeli es krim dan susu murni dengan jalan kaki.
Gara melihat minimarket itu dari tepi jalan seberang. Pikirannya tiba-tiba memutar kejadian beberapa bulan lalu. Minimarket ini tempat Gara pertama kali bertemu Geladys saat cewek itu mengambil kresek miliknya.
Tidak mau berlama-lama Gara segera masuk ke minimarket dan membeli dengan cepat. Ketika membalikan badan hendak membayar belanjaannya, Gara tidak sengaja melihat Geladys yang baru masuk ke minimarket dengan Aksa. Cewek itu tidak melihat Gara karena Gara langsung bersembunyi dibalik rak makanan dalam minimarket.
Gara mendengar Geladys berjalan semakin mendekat, tapi kemudian cewek itu berbelok kearah kulkas minuman. Samar-samar Gara mendengar Geladys mengobrol dengan Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
أدب المراهقين[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...