DIA ELGARA | 35

4.6K 196 1
                                    

HALO GUYS! AKU UPDATE HARI INI SEKALIGUS MAU INFOIN KALAU AKU BIKIN JADWAL UPDATE SATU MINGGU TIGA KALI BUAT SEKARANG SAMPAI KEDEPANNYA! YAITU SENIN, KAMIS DAN SABTU!

SEMOGA SUKA SAMA PART INI! JANGAN LUPA KASIH VOTE! SELAMAT MEMBACA, GUYS!

***

Ruangan itu terasa penuh intimidasi. Raga selaku kepala keluarga menatap serius kearah putra keduanya yang masih belum mengucapkan sepatah kata pun. Kepala dua remaja itu menunduk. Namun tak lama kemudian Gara berusara.

"Mama cuma salah paham," celetuk Gara memberanikan diri untuk menatap Ayahnya, lalu menatap Ibunya bergantian. "El nggak ngelakuin apa-apa sama dia."

"Terus kejadian yang sebenarnya?" Raga bersidekap dada.

"El..." Gara mengepalkan tangannya dalam diam. Rasanya dia ingin marah, tapi pada siapa dan untuk apa. Gara tidak bisa menjawab atau menjelaskan apapun karena sejak awal perdebatan mereka didasari alasan yang tidak jelas.

"Kenapa diam?" tanya Raga dengan suara tegas. "Jadi benar kamu dan Geladys..."

"Gak!" potong Gara dengan napas memburu. Dia tidak melakukan apa-apa dengan Geladys, jadi dia tidak mau dituduh seperti itu. "El nggak sengaja nyium dahi dia dan El juga nggak habis mandi sama dia!"

"El narik dia ke kamar mandi karena..." Kepala Gara terpaksa tertunduk kembali. Ucapan yang ingin dia keluarkan terasa berhenti di ujung lidah.

"Kamu suka kan sama Geladys?" tanya Elena yang sedari tadi diam.

"Nggak!" bantah Gara. "El nggak pernah suka sama dia!"

"Beneran?" Elena menaikan alisnya. "Bukannya selama dua hari ini kamu ngehindarin Geladys karena kamu cemburu setelah malam Geladys diantar sama Samudra?"

"El nggak cemburu!" tekan Gara di setiap kalimatnya.

"Tadi siang kalian ngedebatin soal Samudra. Setelah itu kalian... " Elena sengaja menggantungkan ucapannya. Sebelum dia datang ke kamar Gara tadi siang, ia sedang berada diluar rumah. Namun sebelumnya dia mendengar dua remaja itu mendebatkan nama 'Samudra'.

"Kalau kamu suka sama Geladys, kamu bisa bicara jujur. Gak dengan cara kaya gini." Ekspresi Raga menyendu.

"Cara kaya gini gimana? El nggak ngapa-ngapain sama dia! Papa sama mama salah paham!"

"Kalau emang papa sama mama salah paham, HARUSNYA KAMU JELASIN YANG SEBENARNYA!" bentak Raga hingga membuat Gara terdiam. "Salah paham, salah paham, sedangkan kamu nggak mau bicara, apa yang mau kami percayai?"

Geladys meremas ujung kausnya sampai kucal. Cewek itu gementar takut ketika mendengar bentakan Raga. Bukan hanya mendengar bentakan, sekedar untuk menatap wajahnya pun Geladys tidak berani. Tentu saja ini pertama kalinya dia melihat Ayah Gara marah.

Suasana berlangsung hening sampai beberapa menit ke depan. Gara menunduk dengan kedua tangan bertumpu diatas lutut yang dilebarkan. Raga pun terlihat menunduk sambil memijat pangkal hidungnya. Elena diam, begitupun dengan Varo dan Zafran.

"Gimana?" cetus Raga.

Gara lantas melirik Ayahnya.

"Kamu siap nikahin Geladys?"

Reaksi Gara dan Geladys tidak jauh berbeda, terkejut luar biasa. Geladys melirik Gara takut. Namun tak lama cowok itu berdiri dengan tatapan menghunus tajam. Napasnya memburu menandakan dia marah.

"PAPA APA-APAAN SIH?! UDAH EL BILANG EL NGGAK NGELAKUIN APA-APA SAMA DIA! KALIAN SALAH PAHAM! KENAPA HARUS PAKAI NIKAH SEGALA?!"

"DAN PAPA UDAH KASIH KAMU KESEMPATAN BUAT BICARA!" Raga turut berdiri dengan tatapan tajam yang sama dengan putranya. "Papa udah ngasih kamu kesempatan buat jelasin semuanya sebelum papa ngambil keputusan. Tapi kamu nggak ngomong apa-apa, kamu nggak bisa jelasin apapun!" bentak Raga tegas.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang