DIA ELGARA | 34

4.3K 176 0
                                    

Dua hari lamanya Geladys tidak bertegur sapa dengan Gara walaupun tinggal dibawah atap yang sama. Geladys yang ingin menyelesaikan permasalahannya dengan Gara, namun Gara selalu saja menghindar.

Bahkan ketika hari ini dia berpapasan dengan Gara di tangga, cowok itu langsung berbalik arah masuk kembali ke kamarnya.

"Gara kenapa sih, Dys?" tanya Elena bingung melihat sikap Gara dua hari ke belakang.

Geladys menghela napas. "Waktu aku pulang dari bioskop, aku ketemu preman di jalan. Mereka tiba-tiba deketin aku bahkan sampai ngejar sewaktu aku kabur. Kaki aku nginjak pecahan kaca. Aku hampir aja ketangkap sama mereka, tapi untungnya, tiba-tiba Samudra datang nolongin aku."

"Samudra?" Elena menutup mulutnya terkejut karena mendengar nama Samudra sekaligus waswas mendengar Geladys di dekati preman.

Geladys mengangguk membenarkan. "Samudra bantu aku obatin luka aku, terus ngantar aku pulang," jelasnya lagi. "Ternyata, El lagi ada di teras, dia liatin aku sama Samudra. Dari sana, El mulai ngehindarin aku."

"Dia cemburu?"

Geladys langsung menggeleng. "Mana mungkin," sanggahnya.

"Bisa aja," cetus Elena setelah menangkap inti penjelasan Geladys. "Delapan belas tahun tante ngurus El, tante bisa sadar dengan apapun perubahan dia."

"Bukannya cemburu itu dilakuin sama pasangan?"

"Gak selalu," ujar Elena. "Misalnya kamu punya teman dekat, dan kamu cemburu ketika lihat teman kamu punya teman baru misalnya."

"Gitu ya." Geladys mengangguk paham. Dia memang sempat berpikir bahwa Gara cemburu. Awalnya dia bingung, untuk apa Gara cemburu? Tapi setelah mendengar penjelasan Elena kini Geladys paham.

"Jadi Adys harus ngelakuin apa supaya El nggak marah?" tanya Geladys meminta saran.

"Gara itu susah dibujuk. Tapi kalau kamu punya cara kamu sendiri, kamu pasti berhasil luluhin dia." Elena menepuk pundak Geladys, kemudian dia berlalu pergi.

Cara sendiri? Seperti apa?

***

Geladys mengetuk pintu kamar Gara sebanyak tiga kali. Dia ingin mengantarkan makanan untuk Gara karena Geladys tau Gara tidak turun untuk makan sejak pagi.

"El! Ini Adys! Aku bawain nasi," kata Geladys. Walaupun hatinya takut untuk bicara pada Gara.

Tidak ada jawaban. Bahkan, tidak ada sedikitpun suara dari dalam sana.

"El? Aku bawain nasi buat kamu."

"Elgara?" Dahi Geladys berkerut karena tidak mendapat jawaban apapun. Bisanya cowok itu membuka pintu dan langsung mengambil piring. Tapi kali ini tidak.

"El? Elgara? El?" Geladys kembali mengetuk pintu kamar. Namun nihil, masih tidak ada suara.

"El? ELGAR, KAMU BAIK-BAIK AJA KAN?" mendadak Geladys dilanda rasa panik. Dia takut Gara kenapa-napa di dalam. Terlebih dia tidak tau Elena kemana. "EL?! KENAPA KAMU GAK JAWAB AKU? EL?!"

Prang!

Pupil mata Geladys membesar mendengar suara pecahan dari dalam. Cewek itu terpaksa mendorong pintu kamar Gara dengan perasaan campur aduk. Namun ternyata dia menemukan Gara dalam keadaan baik-baik saja. Gara berdiri dengan bertelanjang dada di dekat jendela balkon.

"El?"

Cowok itu tidak merespon. Dia hanya menatap datar kearah pecahan kaca yang berserakan dilantai.

Geladys lantas mendekati pecahan kaca yang berserakan itu. Dia berjongkok, mengambil sebuah foto yang sudah terlepas dari bingkai kacanya yang pecah.

Foto Aruna.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang