DIA ELGARA | 64

4.7K 179 12
                                    

Geladys masih tak mau bicara alasan dia berpelukan dengan Samudra kemarin. Dan Gara hanya bisa diam. Dia tidak mau gegabah menyalahkan Samudra yang bisa berakhir masalah. Gara juga tidak sepenuhnya menyalahkan Geladys karena yakin cewek itu tidak akan macam-macam dibelakangnya.

Mereka berdua baru saja pindah. Gara tidak mau hubungan mereka renggang lagi gara-gara hal ini.

"Kamu mau futsal?" tanya Geladys dari balik pintu rumah.

Gara yang tengah memakai sepatunya pun menoleh lalu mengangguk singkat. Sore ini dia janjian futsal bersama Jevan dan Kevin.

"Aku boleh ikut?"

"Lo mau futsal juga?"

"Ih bukan. Aku cuma mau ikut nonton. Aku nggak mau sendirian di rumah," ujarnya sambil mencebik.

"Tapi gue nggak bawa motor, jalan kaki. Mau?"

"Nggak papa kok."

"Lapangannya jauh. Gue jamin nanti lo bakal sakit kaki. Disana juga nggak bakal ada cewek, cowok semua."

"Kalau aku nggak boleh ikut bilang aja kali."

Gara mendengus pelan. Dia memang tidak mau Geladys ikut karena takut cewek itu merepotkan. Bukannya tidak mau direpotkan, tapi Gara akan futsal bukan jalan-jalan. "Pake baju panjang. Cepetan."

Geladys melompat senang dan bergegas memakai baju panjang tanpa berlama-lama. Mereka berdua pun pergi dengan berjalan kaki pukul empat sore.

***

Sudah hampir lima belas menit berjalan, ternyata Geladys tidak mengeluh capek sedikitpun, diluar ekspektasi Gara. Cewek itu justru terus mengoceh dengan semangat dan menyebutkan hal apa saja yang akan dia lakukan di lapangan futsal nanti.

"El kenapa nomor punggung kamu 16?" tanya Geladys berjalan dibelakang Gara sedang memperhatikan kaus futsal Gara dibagian punggung.

"Kepo."

"Kenapa namanya El G? Kenapa nggak Elgara atau Gara aja? Kenapa nggak Antares?"

"Lo bawel banget sih. Sini jalan disebelah gue." Gara menarik tangan Geladys agar cewek itu berjalan beriringan dengannya. "Lo jangan ngapa-ngapain disana. Duduk diem aja. Jangan genit, jangan cerewet, jangan gerak, jangan nafas—"

"Bodoh banget sih kamu. Kamu mau aku mati?" cibir Geladys.

"Berani lo ngatain gue bodoh?!" tantang Gara.

"Berani lah. Kamu kan emang bod—"

Gara menampar bibir Geladys agar cewek itu diam.

"YO EL!" sapa Jevan dari jauh. Tanpa sadar Gara dan Geladys sudah sampai di lapangan futsal. Sudah banyak orang disana, banyak juga cewek.

"Bohong kamu. Katanya nggak bakal ada cewek," bisik Geladys pada Gara.

"Lo duduk diam dikursi itu. Kalau mau jajan disana ada warung. Tungguin gue sampai selesai, jangan kemana-mana," pesan Gara tak membalas ucapan Geladys. Dia menepuk kepala Geladys sebanyak dua kali lalu berlari menuju teman-temannya.

Geladys menuruti ucapan Gara dengan duduk diam di kursi. Namun matanya melebar begitu melihat sosok Samudra juga ada disana dengan kaus futsalnya.

"SAMUDRA!" teriak Geladys mengundang atensi banyak orang termasuk Samudra yang dipanggil.

"Cewek lo, Sam?"

"Siapa tuh? Kok cantik?"

"Temen apa cewek lo?"

Samudra menggeleng cepat membalas pertanyaan teman-temannya ketika netranya bertatapan dengan Gara. Dia tersenyum sekilas pada Geladys.

"Bukan siapa-siapa. Udah ayo."

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang