Hi semuanya! Updatenya lama banget ya?
Buat yang nungguin cerita ini update, maaf banget ya baru bisa selesain nulis setelah satu bulan. Aku ada sedikit kesibukan. Semoga masih suka sama ceritanya <3
Update ini spesial hari ulang tahun Gara! 16 Agustus! 🥳❤️
Chapter ini menurut aku terlalu panjang. Kalau kebanyakan, bacanya boleh bagi dua kali. Selamat membaca! ❤️🔥
***
Kepindahan Gara dan Geladys ke rumah baru telah selesai. Kini mereka berdua berdiri di halaman rumah sederhana berlantai dua tersebut dengan senyum merekah. Gara melirik Geladys kemudian mereka tertawa bersama. Tidak menyangka akhirnya setelah beberapa bulan terlewati, Gara dan Geladys akan hidup berdua saja.
"Aku mimpi apa dulu sampai bisa punya rumah?" gumam Geladys. Senyuman tidak luntur sama sekali dari bibirnya. Bertemu Gara adalah awal perubahan hidupnya.
"Gue nggak nyangka ternyata orang yang hidup berdua sama gue itu lo. Gue nggak pernah mikir bakal dapetin cewek kayak lo. Tapi, tuhan ngasihnya ini. Dan gue bersyukur."
Geladys memeluk Gara dari samping dengan sangat bahagia. Akhirnya dia mendapatkan sisi lain Gara. Laki-laki dengan ego tinggi itu mulai menunjukkan sisi romantisnya dengan tulus didepan Geladys.
"ROMANTISANNYA BISA DITUNDA DULU, NGGAK? Tangan gue mau copot bawa ini kardus segede onta!" teriak Jevan menghancurkan acara romantis Gara. Sedari tadi Jevan berdiri dibelakang pasangan prik itu sambil membawa kardus besar berisi barang-barang yang dibawa pindah. Tidak hanya Jevan, ada juga Aksa, Arsen dan Kevin. Tangan mereka sampai kebas.
"Astagfirullah poho. Silahkan bawa masuk," kata Gara sedikit memberi jalan. "Eh ini kan rumah gue! Gue yang duluan masuk!"
Jevan menghela nafas lelah.
Gara membuka kunci rumah barunya. Bibirnya kembali membentuk seulas senyum melihat isi di dalamnya. Tapi tubuhnya tiba-tiba ditabrak oleh Jevan yang sudah greget sendiri ingin segera menyimpan kardus yang dibawanya.
"Sabar atuh, anjing. Gue aja belum masuk. Nyelonong aja lo. Ayo, babu. Bawa masuk barang-barangnya," perintah Gara seenak jidat pada Arsen, Aksa dan Kevin.
Ketiganya memasang tampang datar.
"Kalau bukan karena Diva gue ogah bantu si Gara pindah. Udah punya firasat bakal dijadiin babu," dengus Aksa.
"Gak papa, Sa. Inget, imbalannya nasi kuning sama daging sapi." Kevin menaikturunkan alisnya. Alasannya semangat membantu Gara pindah karena nanti akan dibagi nasi kuning dan daging sapi.
Arsen mendengus. Dia tidak suka nasi kuning maupun daging sapi.
***
Malam harinya acara syukuran dilaksanakan dirumah tersebut. Banyak orang datang termasuk jajaran anak Calveras, termasuk Aksa walaupun nonis. Tiga nasi kotak hampir dihabiskan ditempat oleh Kevin dan Jevan yang sangat kelaparan seolah belum makan satu tahun. Hampir saja Gara mengusir mereka berdua.
"Papa titip rumah ini sama kamu, ya. Jaga baik-baik, termasuk segala di dalamnya," pesan Raga. Pria itu bersama Varo dan Zafran sudah datang dari Surabaya.
Gara mengangguk yakin. "El bakal jaga baik-baik semua barang—"
"Bukan barang. Yang ada di dalam rumah ini yaitu kamu sama Geladys. Papa cuma pengen kalian jaga baik-baik satu sama lain. Kamu harus makin serius dan bertanggung jawab."
Gara sempat terdiam, tapi tak lama kemudian dia mengangguk lebih yakin. Matanya menatap Geladys yang tengah makan di dapur dari kejauhan.
Mulai sekarang dunia Gara akan diisi Geladys dan Diva. Kehidupannya akan berbeda dari Gara saat masih menjalani masa SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Novela Juvenil[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...