Berusaha untuk update cepat 🧘 Kalau gitu jangan lupa vote sama komen dibawah, oke?
***
Setelah menghabiskan waktu selama dua hari berada di Bandung, hari ini Raga dan keluarga memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Kendaraan sudah siap di halaman rumah. Saat ini Raga dan Elena masih sibuk berpamitan kepada keluarga mereka didalam rumah, sementara Gara, Geladys, Zafran dan Diva sudah stay didepan. Varo tengah keluar sebentar untuk membeli beberapa barang.
"Udah siap? Abang mana?" tanya Elena setelah keluar rumah bersama Raga.
Gara menaikkan bahunya acuh tanda tidak tau. Sedikit informasi, meskipun Gara dan Varo bersaudara, tetapi keduanya tidak terlalu akrab dan dekat. Alasannya karena sejak keluar SD, Varo dibawa Raga untuk bersekolah di Surabaya dan menetap disana. Sejak kedatangan Zafran, Zafran pun dibawa ke Surabaya. Jadinya Gara tidak terlalu dekat dengan dua saudaranya itu.
"Maaf lama!" Varo datang dengan napas yang tidak beraturan. Tangannya nampak membawa satu kresek besar entah berisi apa.
"Habis darimana kamu?" tanya Raga.
"Beli oleh-oleh buat pulang ke Surabaya," jawab Varo seraya berjalan mendekati mobil untuk memasukan barang bawaannya ke dalam bagasi.
"Emangnya mau langsung berangkat lagi ke Surabaya, bang? Kan jauh," tanya Elena heran. Entah kenapa Varo sangat betah sekali di Surabaya. Tak jarang cowok itu hanya menghabiskan waktu satu sampai dua hari di Jakarta, setelah itu cepat kembali ke Surabaya. Padahal jarak Jakarta-Surabaya terbilang jauh.
"Pengen pulang cepet aja, ma," jawabnya.
"Hm yaudah terserah kamu. Yang penting bisa jaga diri," pesan Elena. Baru saja hendak masuk ke dalam mobil, tidak jauh dari tempat Elena berdiri Gara dan Geladys nampak sedang berdebat. "Kalian ngapain?!"
"Sepatu gue baru di cuci kemarin! Makanya kalau jalan liat-liat dong!" sentak Gara. Dia kesal lantaran Geladys menginjak sepatu putihnya yang baru di cuci kemarin.
"Aku kan udah bilang nggak sengaja! Nggak denger kamu?! Lagian cuma kotor dikit aja kenapa sih!" balas Geladys tidak terima di tuduh seperti itu. Dia benar-benar tidak sengaja menginjak sepatu Gara.
"Nyucinya susah!"
"Cuci ulang lagi apa susahnya? Lagian sepatu kotor sedikit nggak akan bikin kamu dibilang miskin sama orang lain. Cuma noda sedikit!" terka Geladys sedikit berteriak. Kenapa Gara marah hanya karena hal sesepele ini?
Gara terdiam mendengar ucapan Geladys. Ia menunduk menatap ujung sepatunya yang kotor lalu memalingkan wajah. "Terserah," jawabnya acuh. Entah kenapa tapi mood Gara mendadak buruk hari ini.
"Aku mau pulang naik mobil aja sama bunda. Boleh kan?" Bahkan sebelum Elena bicara Geladys langsung masuk ke dalam mobil.
"Kenapa nggak sama El?"
"Males. Takut di marahin dijalan gara-gara ngotorin sepatunya. Adys nggak mau dibuang ditengah jalan lagi."
Lagi. Entah kenapa kata itu sedikit menusuk perasaan Elena. Wanita itu menghela napas, mengerti perdebatan kedua anaknya. Segera ia masuk ke dalam mobil bersama Diva. "Zafran naik motor sama Abang ya," titah Elena pada anak bungsunya. Zafran mengangguk.
Mereka pun siap untuk berangkat.
"Aruna gimana?" celetuk Varo, mendadak teringat cewek itu.
Gara yang sudah memakai helm pun menoleh. "Biarin aja. Dia ke Bandung bukan kita yang ngajak, 'kan? Siapa tau dia udah balik duluan ke Jakarta."
"TUNGGU!"
Bertepatan itu, sosok Aruna nampak berlari tergopoh-gopoh dari kejauhan sambil menenteng sebuah tas berwarna biru. Setelah sampai didepan Gara dan dua saudaranya, Aruna berjongkok sebentar untuk mengatur pernapasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...