DIA ELGARA | 61

5.5K 210 12
                                        

Hai! Updatenya jadi sekian purnama ya ^^

Jangan lupa vote buat part ini, tunjukin dukungan kalian biar cerita ini jadi rajin update terus.

Aku harap nggak ada silent readers disini, ya. Selamat membaca!

***

"Jadi apa yang lo bicarain sama Samudra kemarin?" tanya Gara dengan tangan yang fokus menyeduh secangkir kopi. Sesekali dia melirik Geladys yang fokus memotong sayuran.

Geladys menghela nafas kecil. Dia menaruh pisau yang digunakannya. "Samudra nggak nerima kalau aku saudaranya."

"Maksudnya?"

"Aku juga emang nggak sepenuhnya yakin kalau Samudra kakak aku. Tapi setidaknya ada kesamaan antara aku sama dia. Cuma nggak tau kenapa, Samudra nggak nerima perkataan aku sama sekali," jelas Geladys.

Gara berhenti mengaduk kopinya. "Gini, gue emang nggak terima juga kalau lo saudaraan sama dia. Tapi kalau emang aslinya lo adiknya Samudra, dan selama ini Samudra nyari adiknya, kenapa Samudra nggak nerima lo?" pikirnya.

"Itu yang buat aku bingung. Tapi aku juga nggak mungkin bicara langsung sama Bu Airin. Kalau ternyata aku bukan anaknya gimana?"

Gara melangkahkan kakinya mendekati Geladys. Ia menunduk seraya memegang kedua bahu kecil Geladys. "Mau mastiin sekali lagi?"

"Tapi nama ibu aku bukan Airin, El. Nama yang nulis surat itu bukan Airin. Kesamaan aku cuma sama Samudra aja bukan sama bu Airin," tutur Geladys dengan suara bergetar.

"Dengerin gue, Dys," ucap Gara tegas. "Gue mungkin bilang nggak akan nerima kalau Samudra kakak lo. Tapi lebih dari apapun, gue akan jadi orang yang paling bahagia saat lo ketemu sama keluarga kandung lo."

"Keluarga lo harus tau kalau anak mereka udah besar. Udah nikah. Udah jadi perempuan dewasa. Sekalipun prediksi kita kali ini salah, kita masih punya banyak waktu buat nyari ibu lo," tambah Gara sambil tersenyum tipis.

Geladys mengangguk kecil.

Gara menarik belakang kepala Geladys lalu mencium keningnya singkat. "Gue bakal selalu nemenin lo," bisiknya lembut.

***

"Mana rumahnya?" tanya Gara.

"Sedikit lagi didepan," tunjuk Geladys. Saat ini ia bersama Gara hendak ke rumah Samudra. Gara ingin membantu Geladys bicara dengan Samudra. Terlepas jika mereka salah, Gara dan Geladys hanya ingin memastikan sekali lagi saja.

Motor diberhentikan ketika rumah yang Geladys tunjukkan sudah didepan mata. Gara sengaja memberhentikan motornya sedikit jauh dari halaman rumah Samudra begitu melihat Samudra dan Airin tengah bersama seorang perempuan di depan pintu.

"Itu siapa?" tanya Gara pada Geladys.

"Aku juga nggak tau."

Gara dan Geladys turun dari motor. Berjalan sedikit mendekat namun berusaha tak terlihat oleh mereka bertiga.

"Kamu Sea?"

Deg!

Geladys mematung begitu mendengar perkataan Airin. Airin memeluk erat tubuh perempuan yang berdiri disamping Samudra. Wajah wanita itu nampak sangat bahagia.

"Sea?" gumamnya.

Gara menoleh pada Geladys dengan ekspresi kaget. "Cewek itu Sea?"

Geladys tak bergeming sedikitpun memandang mereka bertiga. Ia dengan jelas melihat bagaimana cara Airin memeluk perempuan cantik itu. Jadi, Geladys bukanlah Sea. Sea adik Samudra sudah ada disana.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang