DIA ELGARA | 74

3.5K 207 65
                                    

HAPPY NEW YEAR! UNTUK READERS, MAAF AKU BATAL UPDATE TANGGAL 2 KARENA ADA SEDIKIT MASALAH DI RL, JADI NGGAK SEMPAT UPDATE.

SEBAGAI GANTINYA HARI INI AKU UPDATE. DOAIN SEMOGA 2024 JADI TAHUN BAIK BUAT DIA ELGARA. CEPET TAMAT JUGA 🤭

KALAU GITU HAPPY READING!

Ketika menginjakkan kakinya di depan rumah Elena, Geladys kebingungan melihat Elena yang sedang menjewer kencang telinga Varo di teras rumah dan terlihat juga memberi beberapa ceramah yang membuat Varo semakin menekuk wajahnya. Geladys menarik tangan mungil Diva yang sedang berusaha menggapai tas kelinci kecil yang di gendong di punggungnya untuk segera menghampiri Elena.

“Kalian lagi ngapain?”

Elena yang sedang menjewer telinga Varo langsung melepaskan tangannya begitu melihat kedatangan Geladys.

“Divaa! Geladysss! Kamu kemana aja? Bunda kangen sama kamu. Kenapa jarang main kesini?” Elena langsung memeluk rindu Geladys sementara Geladys terkekeh kecil.

“Adys cuma santai di rumah aja sih, bunda. Males gerak buat kesini,” kekeh Geladys.

“Padahal kalau mau main kesini bilang aja sama bunda, biar bunda jemput. Bunda bosen loh berdua terus sama Diva. Papa sama Zafran ke lapangan terus,” papar Elena memasang wajah sedih.

“Sama anaknya marah-marah terus. Giliran sama menantu langsung cosplay jadi ibu ratu Sikumbang yang baik hati,” sindir Varo.

“Biarin,” kata Elena.

“Varo?” Geladys menunjuk Varo yang sedang menggosok-gosok telinganya yang panas.

“Ah dia mah nggak tau hidup di planet mana,” cerca Elena sambil mendengus melihat putra sulungnya yang tingkahnya sangat menguji emosi.

Varo berdecak. “Yaudah iya mana?” tanyanya sambil mengadahkan telapak tangan dengan tidak ikhlas.

“Ikhlas nggak?!” semprot Elena.

“Ikhlas, mama, ikhlas. Mana uangnya?”

“Kamu mau kemana?” tanya Geladys melihat Varo yang mengadahkan telapak tangan dan Elena sedang membuka dompetnya.

“Dipaksa belanja,” jawab Varo sangat terpaksa.

“Apanya yang dipaksa?! Mama cuma nyuruh kamu. Kamu kan anak mama. Lagian kamu ini anak sulung, pulang kampung bukannya family time sama mama malah push rank terus. Gak ngebul apa otak kamu?!”

Varo tersenyum sangat terpaksa. “Abang minta maaf!” Varo menangkupkan kedua tangannya lalu berlalu pergi untuk belanja bahan masakan yang diperintahkan Elena.

“Aku ikut! Babay bunda!” teriak Geladys sambil menyusul Varo yang berjalan menjauh tanpa banyak basa-basi.

“Loh kamu kan baru sampai! Gara mana?!” teriak Elena tapi tidak di gubris karena Geladys sudah lari semakin jauh. “Anak ini. Main pergi gitu aja.”

“Eh Diva, jangan duduk di rumput. Sini duduk di kursi sama grandma!” Elena kaget melihat Diva yang sedang mengobrak-abrik sebongkah permen dari dalam tas kelinci kecil berwarna pink yang dibelikan Geladys sewaktu perjalanan kesini.

“Ipa udah biasa,” kata bocah itu dengan santai.

***

“Kamu mau belanja apa?” tanya Geladys saat berjalan bersebelahan dengan Varo setelah mati-matian berlari untuk mengimbangi langkah lebar cowok ini.

“Bahan dapur,” balas Varo tanpa mengalihkan pandangannya yang lurus ke depan.

“Kenapa sore-sore baru belanja—”

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang