DIA ELGARA | 41

4.5K 192 2
                                    

VOTE BUAT CHAPTER INI 🔥

"Jadi kamu mau bicarain apa Dys?" tanya Sevira setelah mereka berdua keluar dari toko kue. Sebisa mungkin Sevira menghindari papasan wajah dengan Samudra.

Geladys lebih dulu memastikan sekitar takut jika Arsen dan Gara tiba-tiba muncul. Setelah merasa aman, dia berbicara dengan nada berbisik. "Menurut kamu, El suka sama Arsen nggak sih?"

Refleks Sevira menutup mulutnya, lalu mengangguk heboh. "Kita sepemikiran, Dys. Kok bisa? Aku juga pernah mikir kalau Satria Arsen suka sama Gara!"

"Iya kan? Apalagi dikamar El banyak banget tempelan foto dia sama Arsen!" dua cewek itu menangkup pipi masing-masing dengan heboh. "Aku udah nikah sama El, tapi El belum suka sama aku. Menurut aku pasti karena dia suka sama Arsen!"

"Terus Satria Arsen juga pura-pura suka sama aku dong?!" pekik Sevira.

"Gimana dong?!" Geladys ikutan memekik. Namun tak lama dia mengaduh ketika kepalanya tiba-tiba dijitak dari belakang.

"Ooh. Jadi lo berdua mau ngomongin ini?" Gara bersidekap dada dibelakang Geladys. "Sinting banget ya lo berdua. Mana ada gue suka sama Arsen!"

"Tapi kamar kamu penuh sama foto Arsen!" tuduh Geladys.

"Kamu juga suka mau ngajak Gara kalau kita mau ngedate!" tuduh Sevira juga.

"Gini amat kalau cowok sahabatan, dicurigai mulu." Gara geleng-geleng. Kemudian dia merangkul leher Geladys lalu sedikit menjepitnya membuat cewek itu berteriak kesal.

"Denger ya, Mbel. Gue belum suka sama lo, bukan berarti gue suka sama Arsen. Gue masih waras!"

Giliran Sevira menunjuk Arsen. "Berarti kamu pura-pura suka sama aku?"

Arsen tersentak. "Kok gitu? Ya nggak lah."

"Kamu suka sama Gara?"

Arsen menatap Sevira tajam. Gadis itu lantas tertawa cengengesan. "Bercanda, Satria Arsen. Dapetin kamu itu susah. Mana mungkin aku rela kamu suka sama orang lain."

"Yaudah kita cabut duluan kalau gitu." pamit Gara.

"Iya. Makasih udah nemenin aku beli kue ya, Dys. Jangan lupa nanti datang ke pesta ulang tahun aku. Alamat rumahnya tanya Gara, oke?" kata Sevira.

"Siap!" Geladys mengacungkan jempol.

"Ayo, suami!" ajaknya pada Gara yang sontak membuat cowok itu menyeryit jijik.

***

Gara memelankan laju motornya ketika mereka memasuki jalanan sepi yang dihiasi tanaman rindang sepanjang sisinya. Gara sengaja mengambil jalanan ini karena lebih dekat. Ditambah udaranya sangat segar yang berasal dari pepohonan.

"Tumben." celetuk Geladys.

"Apa?" Gara menaikan alis. Dia melirik Geladys lewat kaca spion.

"Aku bener-bener ngerasain perubahan kamu."

"Perubahan apaan?" tanya Gara tidak paham. Menurutnya tidak ada yang berubah sedikitpun darinya. Kecuali soal status.

"Semenjak kita nikah, kamu lebih perhatian sama aku. Kamu juga sering ngajak aku keluar." tutur Geladys santai. Dia tidak perlu repot-repot berteriak supaya Gara bisa mendengar suaranya karena mereka sedang tidak berada dijalan raya.

"Semenjak-semenjak. Kita nikah baru kemaren!" cibir Gara.

"Lagian kapan gue perhatian sama lo?" lanjut Gara cuek.

"Gak perhatian juga sih. Tapi pokoknya kamu jadi beda." Geladys tertawa. "Aku jadi makin suka."

"Hih!" Gara bergidik.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang