DIA ELGARA | 21

5.4K 202 7
                                    

Motor Ducati milik Gara berhenti tepat di depan bangunan rumah berlantai tiga milik keluarga Jung. Sang satpam yang sudah mengenali Gara sebagai sahabat dari anak pemilik rumah langsung membuka gerbang memberi akses masuk untuk Gara dan motornya.

Gara pun segera membawa motornya masuk. Pintu rumah mewah itu juga langsung terbuka begitu Gara memarkirkan motornya, memunculkan Shintya, ibunda dari Aksa.

Wanita Korea itu tersenyum ramah kepada Gara kala remaja itu berjalan menghampirinya. "Mau bawa Diva ya? Ayo masuk aja. Barusan dia lagi disuapin makan sama Aksa."

Gara mengangguk sopan pada Shintya. Ia menarik tangan Geladys secara refleks supaya gadis itu berjalan masuk mengikutinya.

Tidak jauh berbeda dari Geladys. Gadis itu tersentak kaget saat tangannya bersentuhan secara langsung dengan Gara. Cowok itu juga menariknya untuk masuk ke dalam rumah mewah yang entah milik siapa. Tapi Gara tidak mengatakan apapun. Membuat Geladys ikut diam sejak tadi.

Ketika memasuki ruang tengah, mereka disuguhi pemandangan Aeri, adik perempuan Aksa yang sedang duduk diatas kursi roda sambil menonton televisi. Gadis cantik itu langsung menoleh ketika menyadari kedatangan seseorang.

"Bang Gara!" seru Aeri.

Gara menanggapinya dengan senyum tipis, sama pula dengan Geladys.

Mata gadis itu melirik kearah Geladys yang berdiri di belakang Gara, matanya memicing. "Pacar Abang ya?" tebaknya sambil terkekeh. "Pegangan tangan gitu hihihi."

Spontan Gara langsung menghempaskan tangan Geladys supaya tautan tangan mereka terlepas. Sumpah! Dia refleks!

"Bukan!" sanggah Gara. "Dia cuma sepupu."

Aeri nampak kecewa. "Kirain."

Shintya tersenyum. "Aksa sama Diva lagi di dapur tadi, samperin aja. Tante mau lanjut setrika baju dulu." Lalu setelah itu Shintya berlalu dari sana.

Gara dan Geladys juga pamit pada Aeri untuk ke dapur. Mereka berdua berjalan dengan jarak cukup jauh. Terlepas jika Aksa bertanya banyak soal Geladys nanti, Gara akan tetap mengakui Geladys sebagai sepupunya. Sepupu sangat jauh. Dari alam barzah jika bisa.

Sampai di dapur, Gara langsung melipat tangannya di depan dada ketika melihat Aksa yang sedang menyuapi Diva makan. Anaknya duduk diatas meja, dan Aksa duduk di kursi.

"Ekhem!" Gara berdehem keras.

Aksa langsung menoleh, cowok itu juga langsung cengengesan. "Eh Gara. Kok udah balik aja?"

"Gak seneng?!"

"Harusnya lo nggak usah jemput Diva. Biarin aja dia nginep disini. Nanti gue kekep semalaman," kata Aksa.

Gara melotot. "Lo yang duluan gue kekep pake golok!"

Mendengarnya Aksa langsung meringis. Ia lanjut menyuapi Diva. "Va, kok kamu mau sih jadi anaknya Gara? Padahal jujur ya, Gara itu kaya titisan iblis."

Kesabaran Gara sangat banyak, jadi dia tenang.

Dugh!

"Aw! El, kepala aku kejedor!"

Gara melotot kaget melihat tubuh Geladys yang terhuyung. Refleks cowok itu menghampirinya. Sama halnya dengan Aksa, sambil membawa Diva, ia menghampiri Gara. Ia pikir suara perempuan itu adalah suara adiknya, Aeri.

"Gimana sih lo?! Lo jalan sambil merem apa gimana?!" bentak Gara.

Geladys menyingkirkan rambut yang menutup wajahnya. Ia mengangkat kepalanya. Dan tepat saat itu juga, matanya membelalak. "Aksa?!"

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang