Jangan lupa vote 🔥
Aku agak takut pas nulis part ini. Semoga kalian suka.***
Kehidupan adalah roda yang berputar. Hari yang dipenuhi badai akan berlalu kemudian esok harinya tergantikan oleh pelangi. Jika hari ini dibawah, maka esok diatas. Jika hari ini sedih maka esok akan datang bahagia. Sama halnya dengan Gara. Setelah semua kesialan yang dilewatinya, kini dengan sepenuh hati dia menerima kehadiran Geladys. Cewek bawel yang dulunya menyebalkan kini selalu mengisi hari Gara setiap hari bersama Diva.
"Nanti temenin gue ngerayain kelulusan di Surabaya," kata Gara pada Geladys.
"Kenapa Surabaya?"
"Papa gue punya rumah disana. Jadi nanti Juni kita sekeluarga ke Surabaya. Sekalian jalan-jalan 'kan?"
Geladys semakin menantikan kelulusan Gara dengan penuh gembira. Setelah lulus nanti, cowok itu menjanjikan banyak hal untuknya dan Diva. Salah satunya adalah menyewa villa di dekat pantai untuk mereka liburan.
Sore ini Gara hampir tepar setelah dua jam di titah Elena untuk belajar diruang tengah. Gara menatap barisan kalimat dalam bukunya dengan malas. Dia mau lulus, tapi belajar selama ini justru bukan membuatnya pintar, tapi kepalanya panas.
"Udah ya, Ma. Kepala El rasanya mau meledak. El udah dari sananya ngebug soal pelajaran, Ma. Gak bisa dipaksa," rengek Gara sekaligus protes. Ia menjatuhkan kepalanya keatas meja kaca disamping buku-buku pelajarannya.
"Mau lulus atau enggak?" Elena melotot. Kemudian ia menunjuk tubuh kecil Diva yang tengkurap disebelah Gara sambil asyik melihat-lihat buku. "Anak kamu aja lagi belajar."
"Diva belajar apaan? Dia mah lagi liatin gambar anak-anak babi!" Gara menyentak kesal.
"Iya itu salah satu bentuk belajar anak kecil. Diva belajar nama sama rupa hewan-hewan, karena itu dia jadi pintar," ceramah Elena.
Gara mendengus kasar. "Pintar apanya?! Yang ada itu babi disamain mulu sama El. Kan asu."
Elena mengambil mistar panjang dari atas meja sambil melotot garang. "Jangan ngomong kasar kamu. Nanti jam belajar kamu mama tambahin."
"Udah, Ma. El udah belajar dua jam. Mana El belum makan. Mama tega? Kalau Diva jadi yatim gimana? Tanggung jawab, Mama."
Elena memutar bola matanya jengah melihat dramatisnya Gara.
"Ada yang mau rujak tumbuk?" Geladys tiba-tiba masuk sambil membawa dua cup rujak tumbuk ditangannya. Ia menaruh satu cup rujaknya didekat buku-buku milik Gara dan satunya lagi dia makan.
"Lo jajan rujak darimana?" tanya Gara.
"Barusan ada pedagang lewat didepan. Mumpung harganya cuma tiga ribuan, aku beli aja," jawabnya.
"Kamu beli rujak karena murah? Kirain kamu ngidam," gurau Elena.
Sendok rujak Geladys berhenti didepan mulut. Dia bertatapan sebentar dengan Gara. Lalu dia tertawa. "Gak mungkin. Emangnya ngidam itu apa?"
"Ya allah." Elena geleng-geleng heran karena Geladys tidak tau kalimat itu. "Udah sini duduk," ujarnya seraya menepuk tempat kosong disebelahnya.
Geladys langsung duduk. "El masih belum selesai?"
"Belum, anjir. Bilangin ke emak gue suruh berhenti. Kepala gue panas belajar dipaksa dua jam nonstop. Malah nggak ada satupun materi yang masuk," misuh Gara.
"Kamu sendiri yang nawarin mama ngatur jam belajar kamu. Yaudah ngapain protes?" balas Elena.
"Tapi dua jam itu kelamaan, Ma."

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Novela Juvenil[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...