DIA ELGARA | 77

3.9K 198 53
                                    

HALO! UPDATE LAGI! SEMAKIN DEKAT KE ENDING NIH! SEMANGAT BUAT VOTE SAMA KOMEN BIAR AKU JUGA SEMANGAT BUAT TAMATIN CERITANYA! 🔥

JANGAN BEREKSPEKTASI TERLALU TINGGI SAMA BAB INI YA.

SELAMAT MEMBACA!

Gara tersenyum. "Lo nggak akan pernah ingat, karena lo..."

"... Bukan Aruna."

Dalam sedetik, wajah cewek itu berubah pucat pasi. Kalung perak tersebut langsung terlepas dari genggamannya. Dengan ekspresi panik yang sangat kentara, ia langsung berdiri dan hendak pergi dari sana.

Gara berdiri kemudian menarik paksa tangan cewek itu agar tidak kabur. Ia menatap kedua mata itu dengan sangat tajam. Cengkraman tangannya semakin menguat membuat cewek itu merintih kesakitan.

"Sebenernya lo siapa? Kenapa lo bisa tau semua kejadian tentang gue sama Aruna? Apa yang lo mau dari gue?" tanya Gara penuh penekanan.

Cewek itu tidak menjawab, melainkan mendesis kasar berusaha melepaskan cengkraman Gara yang sangat kuat.

"Gue nggak tau kenapa wajah lo bisa mirip sama Aruna. Tapi satu hal yang pasti, lo nggak pernah bisa sama kayak Aruna," sambung Gara.

Gara mengapit dagu cewek itu agar mendongak menatapnya. "Dari awal lo datang, gue sadar kalau lo beda dari Aruna yang gue kenal. Cara lo bicara, cara lo mandang gue, semuanya beda. Awalnya gue tetep berusaha yakin kalau lo Aruna, Aruna yang gue tunggu. Tapi makin lama gue sadar, kalau Aruna yang gue kenal, nggak akan pernah balik lagi kesini."

"Selama ini gue deketin lo, karena gue pengen kumpulin lebih banyak bukti kalau lo bukan Aruna. Dan hari ini gue tau semuanya."

Cewek itu memalingkan wajahnya dengan kasar hingga cengkraman pada dagunya terlepas. Bibirnya terkatup rapat seolah tidak bisa memberikan pembelaan apapun. Dia membuat kesalahan besar!

"Aruna suka makanan manis, dan dia benci warna merah. Dan kalung ini..." Gara menunjukkan kalung perak tersebut didepan wajah cewek itu. "Aruna yang buat, beberapa tahun lalu."

"Hari dimana Aruna kasih kalung ini ke gue, dia juga bilang sesuatu."

"Kalung ini aku buat khusus untuk kamu sama aku. Cuma kita berdua yang tau. Janji sama aku ya? Jangan pernah kasih tau siapapun tentang kalung ini, ini rahasia kita. Kalau suatu hari ada seseorang yang datang sebagai aku, tanya dia dengan kalung ini, dan dia nggak akan bisa jawab. Artinya, dia bukan aku."

"Dulu, gue sama sekali nggak paham maksud Aruna. Kenapa harus ada orang yang datang sebagai dia? Tapi sekarang, gue paham. Orang itu emang beneran datang, atas nama Aruna."

Tangan cewek itu semakin gemetar ketika Gara semakin menajamkan tatapannya. Ia beringsut mundur tapi Gara kembali menarik tangannya.

"Kenapa lo pura-pura jadi Aruna dan bikin rekayasa kayak gini? Lo bukan cuma mainin perasaan gue, tapi perasaan semua orang. Termasuk anak tiga tahun itu!"

"Lepas!" Cewek itu terus memberontak.

"Dimana Aruna?"

Tubuh itu langsung membeku begitu Gara melemparkan pertanyaan tersebut. Bola matanya langsung bergerak gelisah.

"Nggak tau."

"Jawab gue jujur! Dimana Aruna? Lo pasti tau semuanya!"

"Gue nggak tau! Gue cuma tau kalau gue suka sama lo!" Bahasanya seketika berubah. Cewek itu berteriak kemudian cengkraman pada pergelangan tangannya terlepas secara paksa. Kedua matanya memerah, menahan tangis dan emosi secara bersamaan.

Kedua alis Gara menukik tajam. "Lo pura-pura jadi Aruna dan lo pasti tau dimana dia."

"FINE!" Cewek itu berteriak keras. "Gue emang bukan Aruna! Gue datang kesini karena gue suka sama lo! Tapi gue nggak tau apapun tentang keberadaan Aruna! Jangan tanya itu sama gue!"pekik cewek itu seraya meremas kepalanya yang terasa sakit. "Gue nggak tau..."

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang