"Lo mau kemana?" tanya Gara ketika melihat Geladys berpenampilan rapi sore hari.
Geladys mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan kaus putih dilapisi swater biru. Cewek itu juga membawa tas gendong berwarna putih dan kakinya dibalut sepatu converse berwarna senada dengan corak pink. Kepalanya ditutupi sebuah topi dan rambutnya digerai panjang.
"Aku mau ke bioskop."
Gara tercengang. "Hah? Lo? Mau ke bioskop sama siapa, njir?"
"Sama pacar aku."
Air muka Gara berubah. Cowok itu bersidekap dada. "Oh. Emangnya lo punya cowok?" tanyanya ketus.
"Punya lah," jawab Geladys percaya diri.
"Siapa?"
"Kepo kamu!" Geladys menjulurkan lidahnya meledek Gara.
"Dih."
"Yaudah aku duluan ya. Kayanya aku pulang malam dianterin sama pacar aku." Geladys terkikik geli ketika melihat ekspresi datar Gara. Kemudian dia segera pamit keluar rumah.
Gara berdecak kasar. Selain karena cuaca yang tidak terlalu cerah sore ini, dia kepo dengan pacar yang disebutkan Geladys. "Sejak kapan dia punya cowok? Liat aja. Gue bakal cari tau siapa dia."
***
Geladys bertemu dengan Sevira dan ketiga sahabatnya di tepi jalan depan sebuah cafe seperti yang sudah dijanjikan.
"Adys!" Sevira melambaikan tangannya tanda menyapa Geladys.
"Vira!" balas Geladys kemudian segera menghampiri Sevira.
Salah satu teman Sevira dengan tubuh paling tinggi diantara mereka mendekati Geladys lalu meneliti penampilan Geladys.
"Jadi lo yang namanya Geladys? Hm, cantik juga ternyata. Istri keduanya Gara ya?"
"Jangan nanya sembarangan, Rina!" Sevira menampar lengan Sabrina.
"Nanya dikit doang, Sepi!" Sabrina atau Sabrina Maharani, saudara tiri Jevan itu mendengus karena Sevira memanggilnya dengan sebutan 'Rina'.
"Jangan manggil aku 'Sepi'!" protes Sevira tidak terima.
"Suka-suka gue lah!" Sabrina menjulurkan lidah meledek.
"Kalau gitu aku manggil kamu 'Sabrin'."
"Heh gue cekek lo!"
"Udah-udah. Kok lo berdua malah ngebacot sih?" Lea menghela napas jengah melihat perdebatan Sevira dan Sabrina.
Kemudian dia mengulurkan tangan kearah Geladys. "Kenalin, gue Kalea Zeanna. Panggil aja Lea."
"Gue Nakila Zifanny. Call me Kila." Kila menyerobot Lea lalu menjabat tangan Geladys.
Geladys tersenyum. "Aku Geladys. Kalian berdua kembar ya? Mukanya mirip."
Lea dan Kila sontak saling mendelik satu sama lain.
"Sudi najis gue kembaran sama si mulut embe," cetus Kila pedas.
"Apalagi gue." Lea mengibaskan rambut panjangnya yang diberi sentuhan warna cokelat.
"Tuh! Kalian berdua juga ngebacot," tutur Sevira.
"Heh, Vira! Jangan ngomong pakai bahasa kasar. Nanti gue laporin ke Arsen." Kila menutup mulut Sevira dengan panik.
Sevira menghempaskan tangan Kila. "Laporin aja sana. Lagian Satria Arsen juga suka ngomong kasar, jadi aku juga boleh."
"Jangan, Vira! Kalau Selatan tau, kita yang kena dugem," timpal Lea. "Lagian lo kan cewek, Arsen mah cowok."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...