DIA ELGARA | 27

6K 227 3
                                        

Part ini panjang! Jangan lupa vote!

***

"Gimana keadaan Geladys?"

Gelengan kepala Elena tunjukan ketika ia keluar dari kamar yang ditempati Geladys saat Gara bertanya padanya. Sorot matanya memancarkan banyak kekhawatiran mengingat kondisi Geladys beberapa menit lalu.

"Dia nggak mau makan. Dia juga nggak bicara apapun sama mama."

Gara nenghela napas berat. Dia tidak pernah menyangka kondisi Geladys akan seperti ini.

"Coba kamu bujuk dia buat makan," celetuk Elena.

Gara melotot. "Kok El?!"

"Iyalah. Siapa tau Geladys bakal mau makan kalau kamu bujuk dia. Kamu coba ya," pinta Elena sambil mengusap lengan Gara.

"Kenapa harus El? El bukan siapa-siapanya dia. Gimana ceritanya dia bakal mau makan kalau El yang bujuk," tolak Gara.

"Coba aja dulu."

"Ya kenapa harus El?"

"Karena kamu orang yang disukain sama Geladys."

Gara mematung. Bibirnya terkatup rapat dengan mata membelalak tidak percaya. Dia meraih tangan Elena, lalu berbisik pelan dengan ekspresi panik. "Mama tau darimana? Mama nguping waktu itu?"

Elena mengerjap. "Mama cuma asal ngomong barusan," aku Elena. Tidak lama kemudian, matanya memicing dengan seringaian menggoda. Dia menunjuk Gara saat anaknya itu mundur sambil mengangkat kedua tangannya bak ditodong pistol. "Jadi Geladys beneran suka kamu?!"

"Nggak!" bantah Gara dengan kepala menggeleng heboh.

"Halah! Jadi selama ini kamu suka sama Geladys 'kan?" tuduh Elena semakin menjadi. Ia semakin tertawa bak antagonis di dalam film.

"El nggak suka sama dia!" Gara terus membantah tuduhan ibunya.

"Tapi Geladys nya beneran suka sama kamu 'kan?!"

Skakmat! Gara tidak bisa menjawab 'iya' ataupun 'tidak'. Harusnya pertanyaan itu Elena lemparkan langsung pada Geladys. Eh tidak! Jangan cari mati.

"Aduh. Ternyata selama ini ada yang diam-diam naruh perasaan ya." Elena menutup mulutnya.

"Ma!" ujar Gara dengan tatapan malas. "Makanan buat Geladys udah ada di dalam 'kan? Biar El yang bujuk dia," pasrah Gara kemudian. Cowok dengan setelan seragam putih abu-abu itu masuk ke dalam kamar Geladys.

Elena diam-diam terkekeh dalam hati. "Gara pikir mamanya bodoh apa?"

***

Suasana kamar Geladys terasa suram. Lampu kamar perempuan itu tidak dinyalakan membuat ruangan kecil ini semakin gelap. Tubuh Geladys meringkuk di ujung ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai batas leher. Dia berbaring membelakangi pintu masuk.

Samar Gara dapat mendengar isakan kecil yang berasal dari Geladys. Tubuhnya pun nampak bergetar dibalik selimut. Gara tidak tau apa yang telah terjadi kepada Geladys selama dua minggu ke belakang. Namun dia yakin cewek itu tidak baik-baik saja.

Apalagi mengingat pemandangan yang dilihatnya semalam. Gara tau Geladys berusaha dilecehkan oleh orang misterius itu. Dan Gara tetap berusaha berpikir positif bahwa orang itu tidak melakukan apapun yang lebih pada Geladys.

"Mbel," panggil Gara pelan. Tapi ketika sadar nama panggilan yang barusan di ucapkannya, Gara menepuk kepalanya. "Dys," ralatnya.

Tidak ada jawaban dari cewek itu.

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang