DIA ELGARA | 15

6.5K 234 3
                                    

Ketika sampai di rumah sakit, Gara baru menyadari bahwa cewek yang dibawanya adalah... Geladys. Iya, cewek jalanan itu. Entah bagaimana bisa cewek itu dipukuli dengan kasar seperti tadi. Wajahnya pun penuh dengan luka lebam bahkan sudut bibirnya robek. Sekarang gadis itu sedang ditangani oleh dokter di dalam.

Gara juga segera menelepon orang tuanya supaya mereka cepat ke rumah sakit. Gara tidak bisa menangani semuanya dengan sendirian.

"Lo kenal sama cewek itu?" tanya Kevin kepada Gara. Dua cowok itu duduk di atas kursi tunggu depan ruangan yang diisi cewek yang terluka itu.

Gara terdiam sepersekian detik. Tapi kemudian Gara menggeleng. "Gak."

Kevin mengangguk menanggapinya.

Selang beberapa belas menit, sosok Raga dan Elena terlihat berlari di koridor rumah sakit dengan tergesa sambil membawa Diva untuk menghampiri Gara. Gara dan Kevin juga langsung berdiri ketika melihat orang tua Gara sudah sampai.

"Siapa yang sakit?! Mana yang luka?! Kalian berdua nggak papa kan? Kenapa kalian bisa disini?!" Elena bertanya tanpa henti sambil membolak-balikan tubuh Gara dan Kevin memeriksa keadaan dua anak remaja itu.

"Ma, tenang dulu. El sama Kevin nggak papa," ujar Gara. Baru Elena sedikit menjauhkan tubuhnya.

"Terus siapa yang sakit?"

"Cewek yang lagi didalam, tante," beritahu Kevin. "Ceritanya lumayan panjang. Tadi kami nemuin dia, kondisinya udah luka-luka. Jadi kami bawa kesini," ujar Kevin sedikit dibumbui bohong. Tidak mungkin dia menceritakan dengan jelas bahwa cewek itu dipukuli dengan kasar. Dan mereka sempat berkelahi dengan pelaku.

Elena menutup mulutnya kaget. "Cewek siapa?" tanyanya.

Gara menunduk, ekor matanya melirik Kevin sekilas lalu ia menatap Elena. "Geladys," sahut Gara pelan.

Kali ini Elena semakin dibuat kaget. "Geladys?" pekiknya.

Kevin melirik Gara. "Lo bilang nggak kenal sama dia."

"Gue cuma tau namanya," balas Gara seadanya.

Wanita itu terdiam kaget selama beberapa menit. Tapi tidak lama kemudian, ia menyadari sesuatu.

"Loh? Ini kan udah jam setengah sembilan. Kok kalian bisa ketemu sama Geladys? Harusnya kalian di sekolah, kan?!" tukas Elena baru sadar.

Gara nyengir tipis.

"Kalian bolos sekolah?!" Elena melotot ganas. Spontan tangannya menjewer telinga Gara dan Kevin.

"Aduh, tante. Jangan bikin keributan di rumah sakit dong. Nanti dokter marah," ujar Kevin sambil meringis. "Nanti telinga Kevin copot. Kevin aduin tante ke presiden,"

"El juga aduin mama ke papa, ya," ujar Gara juga.

"Orang papa kamu ada disini!" kata Elena seraya melepaskan jewerannya.

Bertepatan dengan itu, seorang dokter pria keluar dari ruangan yang ditempati oleh Geladys. Beliau lebih dulu menghampiri dua orang dewasa disana, Raga dan Elena.

"Keluarga pasien?" tanya dokter tersebut, namanya Reza.

Elena sempat terdiam. Tapi tidak lama setelah itu ia mengangguk. "Iya, saya keluarganya,"

"Begini, Bu. Pasien mendapat luka sayatan dan bekas pukulan yang cukup besar, tapi itu bisa sembuh dalam waktu beberapa minggu," ujar dokter Reza. "Tapi setelah kami cek kondisi tubuhnya, darah pasien sangat rendah, jadi kami harap pasien dirawat inap selama beberapa hari disini."

Elena mengangguk walaupun sempat terkejut mendengar penuturan dokter. Luka sayatan dan bekas pukulan? Apa yang terjadi pada gadis itu. "Baik, Dok. Terima kasih."

DIA ELGARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang