VOTE ATUH GUYS 🔥🔥
Gara tidak ingin lagi memikirkan Aruna, apalagi tentang hubungan mereka yang dia yakini memang sudah berakhir sejak lama. Ketidakjelasan perempuan itu membuatnya yakin bahwa mereka bukan ditakdirkan untuk bersama. Dan teruntuk Diva, Gara menganggap anak itu sebagai keberuntungan dan hadiah yang Aruna berikan. Namun, mulai sekarang, segala hubungan tentang mereka berdua akan Gara lupakan. Dia harus memulai lembaran baru, menuliskan masa depan yang baru.
Hari yang sebelumnya tidak pernah Gara bayangkan, kini sudah datang. Menikahi seorang perempuan dengan asal usul yang tidak jelas karena sebuah kesalahpahaman. Namun sejak dulu Raga selalu mengajarkannya menjadi seorang lelaki yang penuh tanggung jawab. Maka mau tidak mau Gara akan menerima semuanya.
Acara pernikahan yang disiapkan secara mendadak kini telah disusun rapi. Bukan acara besar, melainkan mereka hanya mendatangkan beberapa tamu terpilih saja. Kerabat orangtuanya, rekan kerja Ayahnya dan teman-teman.
Gara masih berdiam diri didalam kamar, bersandar pada jendela balkon sambil menatap kearah hamparan langit di depannya. Ada segumpal rasa takut di dalam dirinya. Gara tidak pernah berpikir dia akan menikah, lagi, di usia muda. Dorongan orang-orang sekitar meyakinkannya. Tapi tetap saja Gara takut.
"Elgara?" Raga membuka pintu kamar putranya dan melihat Gara dengan setelan jas hitam masih berdiri diam. "Ayo turun."
Gara menoleh. "El takut, pa," ujarnya dengan nada bergetar.
Raga mengembuskan napas panjang. Tentu saja dia memaklumi apa yang Gara rasakan. Dia sendiri pernah merasakan itu. "Takut kenapa? Kamu hebat karena kamu berani."
"El..." Perasaanya tidak karuan. Gara tidak bisa menjelaskannya. "El takut."
Raga tersenyum penuh ketegasan kemudian menepuk bahu putranya memberikan semangat. "Papa percaya sama kamu. Sekalipun ini mendadak, tapi kamu hebat karena bisa nerima ini semua. Jangan lupa, bu Esi udah nyerahin Geladys ke kita."
"Papa yakin kamu bisa!"
Pelan-pelan Gara menarik napas, berusaha membuat dirinya nyaman. Gara sudah berjalan sampai disini, bahkan dia sendiri sudah memberikan persetujuan, tidak mungkin dia mundur begitu saja.
Gara menatap Ayahnya kemudian tersenyum yakin. Jika orang-orang saja yakin padanya, maka Gara sendiri harus yakin pada dirinya.
***
Waktu berlalu beberapa menit. Jarum jam telah menunjuk pukul sembilan lagi. Gara telah siap duduk didepan wali hakim Geladys dengan tegap. Mata Gara terus melirik meja yang menjadi penghalang duduk antara dia dan penghulu. Rasa takut itu semakin melingkupi hatinya. Gara tidak bisa main-main lagi. Langkah yang akan dia ambil saat ini adalah langkah menuju hubungan yang paling serius.
Tak lama kemudian Elena dan bu Esi keluar dari kamar sambil memapah Geladys yang terlihat cantik dan anggun dengan kebaya berwarna putih. Wajahnya diberi riasan tipis yang semakin membuat wajahnya terlihat cantik. Lalu cewek itu didudukan disebelah Gara.
Geladys meremas ujung kebaya putihnya. Dia mengerjap beberapa kali melihat Gara yang menurutnya sangat tampan dengan jas berwarna hitam. Mimpi apa Geladys semalam.
"Acaranya sudah bisa dimulai," kata Elena kepada penghulu.
"Baik." Pria yang menjadi wali hakim Geladys itu menjabat tangan Gara yang membuat keringat dingin hampir saja mengucur dari dahi remaja lelaki itu.
Geladys menundukan kepalanya. Dia tersenyum kecil dalam hati. "Buat ibu sama bapak Adys, dimanapun kalian sekarang, Adys cuma mau bilang, putri kalian mau nikah. hehe. Kalau kalian tau, kalian pasti nggak nyangka. Adys sendiri juga nggak nyangka. Do'ain Adys ya," batinnya penuh keyakinan. Geladys tidak tau orangtuanya dimana, namun ia berharap mereka berdua masih tetap mendoakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/300052213-288-k77529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ELGARA (END)
Teen Fiction[CALVERAS BAGIAN 1] Badboy pentolan sekolah itu bukan akan menjadi seorang ayah, melainkan telah menjadi seorang ayah diusianya yang sudah menginjak 18 tahun. Namanya Elgara Antares. Wakil ketua geng motor Calveras yang punya sifat gengsi setinggi l...