24 - Lesson no.2

420 52 10
                                    

Jangan lupa vote ya^^🚩
Ayo kita mulai..
.
.
.
.
.
Seoul, at 21.43 PM
Apolonia Apartemen lantai 70

Kegalauan yang gadis itu alami sangat membuatnya frustasi. Bahkan sekarang Jane Kawaii sudah melemparkan wig blonde yang ia pakai ke sembarang tempat. Dia marah karena 1 alasan yaitu cintanya masih bertepuk sebelah tangan kepada kakak sepupunya yang sangat cantik itu.

Kini, Jane memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Hm, rambut pendeknya ini adalah pertaruhan terakhirnya untuk membuat Jisoo terkesan, namun hasilnya malah sangat mengecewakan.

"Aku harus menunggu rambutku tumbuh panjang sepetri semula lagi... butuh berapa tahun ya?"

Gumamnya sambil meraba raba pucuk kepalanya. Rambut asli Jane warnanya hitam, tapi sudah dia warnai menjadi coklat gelap dan dipotong pendek.

"Aiish, ini membuatku tambah kesal saja!" Geram karena sekarang Jane sangat jelek.

Lalu karena tambah galau Jane pun meraih ponselnya dan menelpon seserong.

"Hallo, Yeri... kau ada waktu tidak?"

Ucap Jane saat lawan bicaranya sudah mengangkat telpon darinya.

"Hei, datanglah ke apartemenku... Aku ada disini, aku ingin curhat dengamu"

Jane menelpon temannya, teman dekatnya dengan harapan Yeri mau mendengarkan keluh kesahnya didunia percintaan yang hampir kandas ini, bahkan sebelum dirinya memulai dengan sempurna.

"Hmm, tidak usah bawa apapun.. Aku sudah belanja, pokoknya cepat datang ya" pinta Jane lagi. Lalu setelah Yeri setuju, kini giliran Jane yang akan menunggunya datang ke apartemen.
.
.
.
.
.
.
Perumahan Ikonic nomor 45B

Jisoo tengah berberes-beres didapur. Makan malam mereka sudah selesai, Daddy Soo Hyuk dan Mommy Diara pamit mau istirahat, karena besok Daddy nya harus kerja sementara Mommy nya yang sakit akan tinggal dirumah seharian.

Piring terakhir sudah bersih, sekarang saatnya Jisoo menghampiri tamu khususnya yang sudah menunggu arahan berikutnya. Semoga saja Lim diberikan ijin untuk pulang karena sekarang sudah jam setengah 10 malam.

"Maaf lama menunggu ya"

Asisten menejer itu mengintruksi fokus Limario yang tadi sempat bengong.

"Jadi sekarang saya sudah bisa pulang kan Senior?"

Tanya Lim dengan mata berbinar dan penuh harap. Dia ingin segera keluar dari penjara yang menyesakkan ini. Terlebih lagi telinga Limario sudah buntung rasanya karena mendengar banyak godaan dari orang tuanya Asisten menejer itu.

"Hm,, bagaimana ya... Aku sangat lelah, aku sudah tawarkan fasilitas paling nyaman untukmu menginap disini..."

Jisoo melipat kedua tangannya dibawah dada, memang sih, tatapan mata Vanica lebih lesu dan lemas daripada tadi sore. Itu artinya Jisoo benar-benar sudah tidak punya tenaga. Tapi yang paling tersiksa disini kan Limario! Dari tadi juga Limario yang banyak kena bully disini.

"Ini sudah malam loh Lim, aku tidak ingin menyetir dalam keadaan lelah... Karena aku pernah kecelakaan juga sebelumnya..."

Jisoo ingin hal ini menjadi simple. Mengajak Lim menginap dirumah yang nyaman ini karena ada 1 kamar hamu yang kosong. Lagipula Jisoo tidak akan macam-macam pada bawahannya ini. Jadi apa susahnya sih Limario agar tidak menolak tawaran Jisoo? Apa pria itu gengsi ya menginap di sini? Atau dia merasa tidak nyaman?

Sementara itu disisi lain, Lim sudah melampaui batasnya. Dia kesal sekali pada Vanica Jisoolla. Tapi sayangnya apa yang ingin ia ungkapkan tidak pernah bisa keluar dari mulutnya.

 NU-NA [LIMSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang