50 - Brain cells (J ft.L)

376 56 10
                                    

vote^^ harap agar tetap berjalan ya~ gumawoo♡
.
.
.
.
.

Area Parkir Rumah Sakit

Vanica Jisoolla mengajak Lim agar bergegas meninggalkan Rumah sakit sebelum Jane Kawaii datang.

Kini dua sejoli itu berdiri saling berhadapan diareal parkir rumah sakit. Wajah pria didepannya nampak sendu. Seolah ada beban berat tak kasat mata yang ia pikul, padahal yang kena musibah adalah Jisoo, bukan malah sebaiknya.

Greb!

Sekali tarikan, tubuh Jisoo membentur dada bidang kekasihnya. Dia dipeluk oleh si brondong Limario Leryen secara tiba-tiba, hingga tak banyak protes atau berkutik ketika pelukannya makin erat.

"Maaf ya Chagiya... aku tidak bisa banyak membantu saat mantan suamimu datang, aku sangat ingin menunjukan kalau aku mampu menjagamu... tapi aku malah terlihat seperti pecundang"

Limario berbisik disela pelukannya yang erat terhadap tubuh kekasihnya yang jelas lebih pendek dan kurus darinya.

"Aku tidak hebat, dan ternyata aku Daddy yang payah untuk Archie... Setelah melihat langsung mantan suamimu, Aku berpikir kalau suatu saat Nunna akan bosan padaku maka Nunna akan meninggalkanku..."

"Aku ini tidak punya apa-apa... aku sudah menyadarinya, dan mungkin saja suatu saat aku akan membuat Nunna sengsara..."

Jisoo tertegun, akhirnya dia paham mengapa Lim menahan perasaannya sampai membuat wajahnya aneh seperti itu.

Padahal Jisoo tak memaksa Lim untuk melindunginya, karena dia tau Si brengsek Fuller itu hanya ingin mengacaukan hidup baru yang Jisoo pilih setelah pisah bercerai dengannya.

"Hei..."

Jisoo terpaksa melepaskan pelukan mereka, menatap dengan pasti arah mata kekasihnya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik Lim"

Ucap Jisoo, sedikit mengangkat mood kekasihnya dengan pujian.

Jisoo menelan sedikit ludahnya sebelum bicara pada Lim. "Kau selalu minta maaf padaku, bahkan disaat kau sudah melakukan pekerjaan dengan baik... sementara aku hanya bisa terus mengatakan terimakasih padamu Lim, dan lihat~ bukankah kita bisa saling melengkapi kekurangan kita dengan cara seperti ini??"

Lim menatap lekat pada Jisoo.

Meskipun belum puas menyalahkan diri karena dia sangat payah. Jisoo pasti kecewa padanya. Dan Lim tidak bisa menyingkirkan pikiran itu.

"Aku tidak menyangka Tobin akan datang, tapi karena kau ada bersamaku, aku bisa menunjukan kekasihku yang tampan ini padanya... Aku senang dan puas setelah memilih jalan hidup baru yang aku inginkan"

Jisoo terus menjelaskan agar Lim paham, sebagai wanita yang lebih dewasa dari pasangannya, inilah saatnya Jisoo membimbing kekasihnya.

Hubungan percintaan mereka harus berkembang lebih jauh, tak hanya sekedar saling suka karena nafsu yang membara dan fisik sempurna dari pasangan. Tapi juga harus singkron dengan batin masing-masing agar lebih nyaman.

"Dan pilihan hidup baruku jatuh padamu Lim..."

Jisoo menutup jalur ceramah nya hari ini untuk kekasih brondongnya itu.

"Orang bilang masa depan itu misteri, tapi sekarang aku yakin tidak akan takut menghadapi misteri itu saat berdua bersamamu"

Perlahan sorot mata Limario jadi semakin jernih dan berbinar terang, dia merasakan jantungnya berdebar saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Asisten Menejer itu.

 NU-NA [LIMSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang