72 - Unbeliev

421 50 25
                                    

Drap

Drap

Drap

Langkah kaki Zahara makin masuk kedalam rumahnya.

Sepi,

Seperti tidak ada penghuninya padahal tadi dia menitipkan rumah pada adik laki-lakinya. Setelah sampai di dapur Zahara mendapati beberapa bungkus roti diatas meja makan. Roti itu seperti bukan kesukaan Limario. Karena Zahara lumayan tau kebiasaan Limario kalau beli roti suka yang di jajan toserba, bukan dari brand toko bakery yang punya nama.

"Ck!.. kemana anak itu pergi"

Zahara jadi kesal, tapi sebelum itu ia membuka kotak roti yang awalnya Jisoo bawa untuk bingkisan bertamu dirumahnya Limario.

Zahara really don't care about who's bring that's bread to this house. Tapi yang jelas Roti itu enak, dan Zahara menyukainya.

"Not bad... akan aku bawa semua roti ini ke apartemen jika tersisa fyuu fyuu fyuu~"

Liciknya Zaraha kelihatan, dia mengambil iphonenya dan mengirim text pada kekasihnya dulu kalau dia akan pulang agak sore-an ke apartemen. Karena masih main dirumah Eommanya. Apalagi Limario Libur, ini kesempata bagi Zahara untuk mengerjai adik laki-lakinya itu.

"Ada tamu kah dirumah ini? Aku curiga sekali!... Tapi kenapa rumah ini nampak sepi sekali..."

Akhirnya setelah selesai mengabari kekasihnya, Zahara bangkit dari duduknya di meja makan itu dan membiarkan roti terbuka, karena belum habis seutuhnya saat diicip-icip olehnya.

"Lim???... Ooooyyyy!.."

Teriakan Zaraha menggema diseluruh ruangan. Dan sekarang dia sudah ada didepan pintu kamar adiknya.

Tok

Tok

Tok

Cekk, cekk, cekk, cekk,,!!

Gagang pintu di cekal dan di putar dengan brutal oleh Zahara, namun dia tetap tak bisa membuka pintu yang terkunci dari dalam itu. Hanya Lim yang bisa membukanya.

"YAAAAKKKK PABO... BUKA PINTU KAMARMU! KAU MOLOR ATAU MATI DITEMPAT SIH??? JAWAB AKU KALAU KAU MASIH HIDUP!"

Zahara teriak cukup kencang, mungkin jika tetangga ada, maka mereka bisa mendengar suaranya Zahara yang teriak barusan.

"Ada apa Nunaaaa!!!!"

Akhirnya Limario menyahut dari dalam kamarnya, alis Zahara langsung berkerut dan matanya memicing saat si adik kedengaran dan masih hidup didalam kamarnya.

"AIISSHHH,, KAU DIDALAM KAMAR KAN LIM? SEDANG APA SIH? CEPAT KAU KELUAR!!!..."

Perintah Zahara terdengar mutlak, menginginkan Limario Leryen untuk segera menghadap padanya. Jika tidak akan ada hal yang Zahara lakukan pada Lim yaitu menjitak kepalanya.

"Kenapa sih Nunaaa??? Waaaeeee!!"

Limario masih mengeluh dengan nada nya yang kentara emoh harus berhadapan dengan Nuna tirinya itu, nggak banget pokoknya!

"AKU MAU TANYA SIAPA YANG BAWA ROTI ENAK DIDAPUR? APA ITU MILIKMU? SUDAH AKU MAKAN BTW..."

Lapor si sulung, sementara itu terjadi keheningan.

Tidak ada jawaban apa-apa lagi dari Limario. Pintu Kamarnya Lim masih tertutup rapat, seolah segala provokasi Zahara tak mempan. Dan berbagai macam privacy nya Limario tidak boleh dikatahui oleh Zahara. Yup, Limario Leryen memang begitu. Dia pribadi yang tertutup, tapi makin kesini Lim malah makin menjadi-manjadi sifat introvertnya, atau ini hanya perasaan Zahara saja??

 NU-NA [LIMSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang