Hayam Wuruk sudah tidak ada ketika Sudewi terbangun. Dilihatnya selimut yang dikenakannya pada suaminya itu sudah terlipat rapi di atas mejanya.
Kapan dia pergi?
Dipandanginya tempat dimana Hayam Wuruk berbaring semalam. Terbayang kembali olehnya bagaimana tubuh pria itu yang nampak begitu lelah terbaring disana.
Ma'afkan aku Kanda....
Apa yang bisa kulakukan untuk membuatmu bahagia?"Selamat pagi Permaisuri..." Sapa Hayi yang baru saja datang.
"Pagi Hayi..."
"Apa Anda sakit?" Tanya Hayi, matanya tampak menatap penuh selidik pada tuannya itu.
"Tidak Hayi, apa aku tampak seperti sedang sakit?" Tanya Sudewi.
"Hmmm tidak, tapi aneh rasanya melihat Anda masih di atas tempat tidur saat ini." Ucap Hayi.
"Tak apa Hayi..aku hanya sedikit kesiangan hari ini." Ucap Sudewi sembari bangkit dari tempat tidurnya.
"Hmmm Anda bangun siang karena Prabu Hayam Wuruk mengunjungi Anda semalam?" Tanya Hayi dengan begitu polosnya.
"Apa maksud pertanyaanmu Hayi?" Ucap Sudewi tampak sedang menahan senyum.
"Bukankah Prabu Hayam Wuruk mengunjungi Anda semalam?" Tanya Hayi lagi.
"Lalu?"
"Lalu?"
Mereka berdua tampak saling menatap sebelum akhirnya tawa pecah diantara keduanya.
Dengan lembut Sudewi nampak menatap dayangnya itu.
"Kau itu benar-benar Hayi." Ucapnya.
"Sudahlah... Aku harus segera bersiap, Guru Atharwa pasti sudah menungguku."Disisi lain keraton, Hayam Wuruk pun masih tampak termenung di dalam ruangannya. Masih diingatnya senyuman lembut Sudewi yang hadir di dalam mimpinya. Hayam Wuruk nampak masih meraba arti mimpi itu baginya. Dia tak tahu apakah mimpi itu berarti baik ataukah justru sebaliknya.
"Selamat pagi Prabu." Seorang prajurit nampak masuk ke dalam ruangan Hayam Wuruk, membuat pria itu sedikit terkejut.
"Ya?"
"Patih Gajah Enggon ingin bertemu dengan Anda Prabu."
"Biarkan dia masuk."
Prajurit itu nampak mengangguk dan berlalu. Tak berselang lama Patih Gajah Enggon nampak masuk kedalam ruangannya itu.
"Selamat pagi Prabu."
"Selamat pagi Paman."
"Ma'af Prabu saya ingin menyampaikan bahwa terjadi masalah di Pelabuhan Canggu." Ucap Patih Gajah Enggon.
"Pelabuhan Canggu? Terjadi masalah apa disana paman?" Tanya Hayam Wuruk.
"Beberapa Minggu ini, terlalu banyak pedagang asing yang datang ke pelabuhan Prabu. Pelabuhan itu nampaknya sudah tak mampu untuk menampung mereka semua dan itu menimbulkan masalah bagi para penjaga disana." Ucap Patih Gajah Enggon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hayam Wuruk & Sri Sudewi
Historical Fiction"Tak perlu menuliskan seberapa besar rasa cinta di antara kita di atas selembar kertas." "Jika seseorang mengingatku ketika mendengar namamu disebut, maka ia telah mengerti betapa besarnya rasa cinta itu ." "Meskipun seseorang hanya akan mengenal na...